REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas akan bertemu Wakil Perdana Menteri Israel, Shaul Mofaz, Ahad (1/7) mendatang. Pertemuan itu adalah pertemuan tingkat tinggi pertama dalam beberapa tahun terakhir.
Seorang pejabat Palestina yang enggan disebutkan namanya, Selasa (26/6) mengungkapkan, pertemuan itu akan berfokus pada prospek melanjutkan perundingan perdamaian Palestina-Israel yang macet sejak 2010. "Kedua pemimpin akan bertemu baik di Yerusalem atau di Kota Tepi Barat Jericho," kata pejabat tersebut.
Rencana pertemuan itu tidak lain karena desakan Mofaz, Kepala Partai Kadima yang bergabung dengan koalisi pimpinan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bulan lalu. Sejak bergabung, Mofaz mendesak pertemuan dengan Mahmud Abbas.
Abbas akan melihat apakah Mofaz memiliki rencana baru untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian, yang rusak akibat perselisihan tentang kegiatan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem timur. Hanan Ashrawi, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan, pertemuan itu tidak akan dihitung sebagai putaran baru perundingan perdamaian.
Pasalnya, Abbas mengatur syarat untuk memulai kembali pembicaraan. Syarat-syarat tersebut meliputi melepaskan tahanan yang ditahan Israel sejak sebelum 1994, dan mencabut embargo senjata terhadap Otoritas Nasional Palestina.