Rabu 27 Jun 2012 13:03 WIB

Kebakaran Hutan tak Terkendali, Ribuan Warga AS Tinggalkan Rumah

Kebakaran hutan, ilustrasi
Foto: FB Anggoro/Antara
Kebakaran hutan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO SPRINGS---Kebakaran hutan yang menghanguskan sebagian lokasi wisata paling terkenal bertambah parah. Alhasil, sekitar 32 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Si jago merah juga memicu pengungsian kompleks US Air Force Academy dan melahap beberapa rumah di ujung Colorado Springs. Waldo Canyon Fire, yang telah memusnahkan 6.200 hektare kayu kering sejak Sabtu (23/6), telah menarik perhatian karena wilayah yang dilahap api seperti puncak gunung Pikes Peak dan Air Force Academy.

Kobaran api merenggut korban harta benda pertamanya pada Selasa, saat kebakaran melewati jalur pengendalian dan memasuki ujung barat-laut kota berpenduduk paling pada kedua di Colorado. Si jago merah melahap sejumlah rumah, sementara pihak berwenang bergegas mengungsikan warga.

El Paso County Sheriff Terry Maketa mengatakan 32.000 orang telah diungsikan, dan petugas penerangan regu pemadam Rob Deyerberg mengatakan daerah pengungsian meliputi bagian selatan lahan Air Force Academy.

"Kami menghadapi situasi yang sangat kritis saat ini. Sayangnya, memang ada bangunan dan rumah yang terbakar di sudut barat-laut Colorado Springs. Kami melakukan pengungsian wajib bagi daerah tertentu," kata Deyerberg kepada Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu siang.

Asap berbentuk cendawan dengan warga abu-abu, hitam dan coklat, di bawah awan putih, membubung sampai 6.100 meter ke udara dan bergantung di atas warga saat mereka bergegas melaksanakan perintah pengungsian.

Penutupan mendadak berbagai tempat pengisian bahan bakar serta tempat usaha, yang membuat pengendara tak bisa mengisi bensin mobil mereka, menambah parah keadaan sementara jalan-jalan dipenuhi kendaraan.

Lebih dekat ke kobaran api, yang telah bertambah dahsyat oleh angin yang berhembus ke bagian selatan Rockies dari padang rumput ke arah timur, pepohonan terlihat meranggas akibat panasnya kobaran api.

"Kondisi di sana sungguh tak menyenangkan," kata petugas penerangan regu pemadam Anne Rys-Sikora kepada Reuters.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement