REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rusia Kamis mengatakan pihaknya mendukung transisi politik di Suriah tetapi menolak tekanan Barat untuk mendesak pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad, menjelang perundingan internasional untuk menghentikan konflik itu.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menipiskan harapan sejumlah negara yang telah sepakat bagi satu strategi bersama menjelang perundingan akhir pekan di Jenewa, dengan mengatakan Moskow menentang setiap solusi yang diberlakukan dari luar.
Ia juga mengatakan adalah satu kesalahan untuk tidak mengikut- sertakan Iran dalam pertemuan negara-negara kawasan dan internasional pada Sabtu.
Nasib Bashar "harus diputuskan dalam kerangka kerja satu dialog Suriah oleh rakyat Suriah sendiri," kata Lavrov dalam jumpa wartawan dengan sejawatnya dari Tunisia.
"Para pemain asing jangan mendikte solusi-solusi mereka terhadap Suriah. Kami tidak dan tidak dapat mendukung setiap intervensi atau solusi-solusi yang didekte dari luar," katanya.
Lavrov mengatakan "jelas" diperlukan transisi politik di Suriah tetapi mengatakan sejumlah negara masih tidak menyetujui satu dokumen akhir yang didasarkan pada utusan khusus PBB-Liga Arab Kofi Annan bagi perundingan itu. "Tidak ada rancangan yang disepakati. Pekerjaan bagi satu kemungkinan dokumen akhir terus dilakukan," katanya.
Lavrov mengeluhkan bahwa "formula-formula yang dikerjakan individu" itu telah dibocorkan kepada pers Rsbu malam. "Saya menganggap ini sebagai satu manifestasi dari pendekatan yang tidak adil pada diplomasi," katanya.
Para diplomat di PBB di New York mengatakan Annan mengusulkan pembentukan pemerintah peralihan di Suriah dalam usaha mengakhiri konflik hampir 16 bulan dan sejumlah negara mendukung rencana itu.
Lavrov setuju bahwa perubahan-perubahan dan reformasi jauh lebih dibutuhkan di Suriah dan mengatakan: "Kami mendukung perubahan-perubahan yang menuju kesepakatan nasional atas semua persoalan menyangkut reformasi".
Ia mengatakan adalah satu kesalahan untuk tidak mengikutsertakan Iran yang sekutu Suriah dalam perundingan Jenewa, menuduh Amerika Serikat memiliki "standar ganda" dalam menentang kehadiran Teheran.
"Iran adalah satu negara yang berpengaruh dalam situasi ini dan meninggalkan negara itu dari pertemuan Jenewa, saya yakin, adalah satu kesalahan," kata Lavrov dan menyatakan Washington pada masa lalu setuju Iran ikut serta dalam perundingan mengenai Irak dan Afghanistan.
Para pejabat AS mengaku pengaruh Iran atas Suriah sementara menyatakan bahwa negara itu tidak menunjukkan niat baik yang dapat membantu mendukung periode transisi politik yang didukung negara-negara Barat dan Turki itu.