Kamis 28 Jun 2012 19:33 WIB

Oposisi Suriah Enggan Jadi Menteri, Kecuali Bashar Mundur

 Pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) saat latihan militer di kawasan Idlib, Suriah.
Foto: AP/Khalil Hamra
Pemberontak Tentara Pembebasan Suriah (FSA) saat latihan militer di kawasan Idlib, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah Kamis (28/6) menyatakan tidak akan bergabung dalam pemerintah sementara sampai Presiden Bashar Al Assad mundur setelah diplomat mengatakan utusan khusus Kofi Annan mengusulkan gagasan itu.

"Oposisi belum menerima rincian usul Annan itu dan tidak dapat menjawabnya," kata juru bicara Dewan Nasional SuriaH (SNC) George Sabra kepada AFP melalui telepon.

"Tetapi sikap keras mereka tetap tidak berubah bahwa oposisi tidak akan ikut serta dalam setiap rencana politik kecuali Bashar al-Assad disingkirkan dari kekuasaan," tuturnya lagi.

Sabra mengatakan oposisi akan membicarakan rincian itu dan tujuan dari usul Annan itu sebelum mengambil satu sikap resmi tetapi menegaskan bahwa prinsip dasar dianut itu oleh "seluruh pendukung oposisi Suriah."

Oposisi akan bertemu di Kairo 2 Juli dalam usaha "membangun satu visi bersama bagi periode sementara dan masa depan Suriah," kata Sabra.

"Kami bersama dengan rakyat kami dalam konfrontasi besar ini," katanya dan menambahkan Dewan keamanan PBB harus "bertanggung jawab atas aksi kekerasan yang berlanjut setelah pemerintah itu menghambat semua rencana Arab dan internasional yang mengusulkan satu solusi."

"Mereka (pemerintah-pemerintah Barat) harus menyadari bahwa rakyat dibunuh setiap hari," katanya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement