REPUBLIKA.CO.ID, - Turki dikabarkan telah mengerahkan senjata antipesawat dan senjata-senjata lain ke perbatasan negaranya dengan Suriah. Jatuhnya pesawat militer Turki oleh pasukan Suriah diduga membuat ketegangan antara kedua negara semakin tinggi.
Sebuah konvoi kecil truk militer, membawa senjata antipesawat, memasuki sebuah pos militer di desa di perbatasan Guvecci. Konvoi tersebut mendekati pos militer Suriah di perbatasan, di mana pasukan Suriah dan tentara pemberontak kerap terlibat konflik.
Beberapa senjata antipesawat juga dikerahkan di wilayah lain di samping perbatasan. Beberapa truk terlihat membawa peluncur roket.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan, bahwa setiap unit militer Suriah yang mendekati perbatasan akan dianggap sebagai ancaman langsung. Sekutu Turki di NATO telah menyatakan solidaritasnya terhadap Ankara dan mengutuk serangan Suriah.
Turki dan Suriah telah membina hubungan dekat sebelum pecah pemberontakan di Suriah pada Maret 2011. Sejak pecah pemberontakan, Turki menjadi salah satu kritikus terkuat rezim Suriah. Turki juga berulangkali meminta Presiden Suriah Bashar Assad untuk mundur.
Ketegangan antara Turki dan Suriah semakin meninggi setelah Jumat (22/6) lalu, pesawat jet Turki ditembak jatuh pasukan Suriah. Hingga saat ini, pihak Turki masih melakukan pencarian terhadap dua pilot yang hilang di
perairan Suriah.