REPUBLIKA.CO.ID, Mohammed Mursi telah dinyatakan memenangkan pilpres Mesir setelah meraih 51.7 persen suara. Dia pun berjanji akan memerintah bagi semua rakyat Mesir, termasuk golongan Kristen dan Muslim sekuler.
Mursi juga berjanji akan menghormati hubungan sekarang ini dengan Israel, termasuk perjanjian perdamaian yang sudah berlaku puluhan tahun.
Akan tetapi media Israel memperingatkan mengenai realita baru dalam hubungan dengan negara tetangga terbesar Israel itu.
Seorang analis mengatakan, hasil pemilu di Mesir ini berarti masa depan sekarang menjadi tidak jelas, dan Israel hendaknya bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan, diantaranya peninjauan kembali perjanjian perdamaian, buyarnya persetujuan ekonomi, dan tidak adanya koordinasi keamanan.
Kekhawatiran itu muncul sementara Mursi, dalam wawancara yang disiarkan kantor berita Iran, Fars, mengutarakan minat untuk memulihkan hubungan yang sudah lama terputus dengan Iran guna menciptakan suatu "keseimbangan strategis" di kawasan.
Ucapan Mursi itu kemungkinan besar akan menggoyahkan negara-negara barat yang sedang berusaha mengucilkan Iran sehubungan dengan program nuklirnya, yang dicurigai Barat digunakan untuk membangun kemampuan nuklir.
Sejak mantan presiden Mesir, Hosni Mubarak, digulingkan dalam pemberontakan rakyat tahun lalu, kedua negara telah mengisyaratkan minat untuk menjalin kembali hubungan yang terputus lebih dari 30 tahun lalu.
"Kita harus memulihkan hubungan normal dengan Iran didasarkan pada kepentingan bersama, dan memperluas bidang koordinasi politik dan kerjasama ekonomi karena hal ini akan menciptakan keseimbangan tekanan di kawasan," demikian Mursi dikutip dalam transkrip wawancara tersebut.
Sewaktu dimintai komentar mengenai laporan yang menyebutkan jika ia menang, kunjungan kenegaraannya yang pertama adalah ke Riyadh, Arab Saudi, Mursi menjawab : "Saya tidak mengatakan demikian, dan sampai sekarang kunjungan internasional pertama setelah menang pilpres belum ditentukan."
Permusuhan antara golongan Sunni Muslim di Saudi Arabia dan golongan Syiah di Iran meruncing di musim semi Arab, yang telah mengubah peta politik Timur Tengah dan menyebabkan negara-negara Teluk tetangganya saling berebut pengaruh.
Iran menyambut gembira kemenangan Mursi atas mantan jendral Ahmed Shafik dalam pilpres bebas pertama Mesir itu, dan menyebutnya sebagai "gambaran indah demokrasi" yang menandai kebangkitan Islam di Mesir.