REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Tiga anak tewas dan dua lainnya luka-luka dalam insiden terpisah pada Kamis (28/6) malam di Provinsi Idlib, Suriah baratlaut, kata kantor berita yang dikelola pemerintah, SANA. Dua anak-anak, masing-masing 10 tahun dan 12 tahun, terbunuh dalam ledakan bom rakitan di daerah al-Makhbas di Idlib, kata SANA.
Laporan yang dilansir Xinhua, Jumat (29/6) itu juga menambahkan bahwa dua anak lainnya terluka dalam ledakan itu bersama dengan seorang wanita berumur 21 tahun. Kantor berita resmi itu mengatakan bahan alat-alat peledak telah ditanam oleh mereka yang dinilai sebagai para teroris. Seorang anak lainnya berumur enam tahun juga tewas akibat peluru nyasar dari kelompok bersenjata, yang menembak tanpa pandang bulu di kota Azmarine di Idlib.
Di kamp Palestina, Yarmouk, yang terletak di ibu kota Damaskus, sebuah truk pickup kecil meledak di jalan ke-30 ketika kedua orang itu sedang membenahi bahan peledak, kata saksi, dan menambahkan bahwa kedua pria itu tewas.
Di pihak oposisi, jaringan aktivis, Komite Koordinasi Lokal, mengatakan bahwa sebanyak 120 orang tewas secara nasional Kamis, 42 di antaranya tewas di sekitar Damaskus. Para aktivis menyalahkan tentara Suriah atas jatuhnya korban tewas setiap hari. Jaringan aktivis lain, Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah yang bermarkas di Inggris, menempatkan jumlah korban tewas lebih dari 140 orang.
Observatorium mengatakan bahwa tentara Suriah telah membombardir pinggiran Damaskus dari Douma dan daerah provinsi timur Deir al-Zour. Kedua daerah itu menjadi tempat bentrokan pemberontakan bersenjata dan kubu pemberontak bersenjata. Laporan-laporan para aktivis tidak bisa diperiksa secara terpisah.
Kerusuhan selama 16-bulan di Suriah itu telah menjadi lebih militeristik sebagai bentrokan antara pasukan Suriah dan pemberontak bersenjata, dan baru-baru ini telah mencapai tingkat tinggi terbaru. PBB memperkirakan bahwa lebih dari 10.000 orang tewas selama tahun lalu, sementara pihak berwenang Suriah mengatakan mereka bertempur dengan dukungan kelompok bersenjata asing dan lebih dari 2.000 tentara tewas dalam serangan-serangan terhadap instansi pemerintah.