REPUBLIKA.CO.ID, GENAVEH -- Iran mengaku akan mempertimbangkan hubungannya dengan Korea Selatan jika negeri ginseng itu benar-benar memutus impor minyak mentahnya dari Iran.
Hal itu dikemukakan Menteri Perminyakan Republik Islam Iran, Rostam Qassemi. "Iran adalah salah satu importir utama produk Korsel dan jika negara itu benar-benar memutus impor minyak dari Iran, negara itu akan paling menderita," tambahnya.
Korsel sebelumnya mengatakan akan memutuskan impor minyak dari Iran terhitung 1 Juli mendatang, menyusul sanksi asuransi untuk kapal-kapal pengangkut minyak Iran yang diterapkan Uni Eropa. Sanksi tersebut merupakan upaya dari Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk menekan perekonomian Iran dengan menghambat ekspor minyaknya.
Asuransi Eropa kini mencakup semua perlindungan dan jaminan ganti rugi pada pengiriman minyak Iran ke Korea Selatan. Karena perusahaan pelayaran lokal tidak dapat membawa minyak mentah tanpa asuransi dari Eropa, Korea Selatan akan dipaksa untuk melarang impor minyak Iran, kata Departemen Strategi dan Keuangan negara itu.
Korea Selatan sendiri mengimpor 87.180.000 barel minyak dari Iran pada 2011, naik 20,1 persen dari tahun sebelumnya. Impor minyak tahun lalu dari Iran menyumbang 9,4 persen dari total kebutuhan Korea Selatan.
Sedang ekspor kekuatan ekonomi keempat Asia ke negara Teluk Persia itu terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir - menjadi 6.07 miliar dolar AS pada 2011, 4,6 miliar dolar pada tahun 2010 dan 3,99 milyar dolar pada tahun 2009.