REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Setelah berbulan-bulan ketegangan membara dengan Filipina dalam soal Scarborough Shoal pada April, Cina akhirnya mengambil langkah lebih nyata dan agresif terkait sengketa teroritori di kawasan berlokasi di Laut Cina Selatan. Beijing mengumumkan akan mengirimkan kapal-kapal patroli laut 'siap tempur' di Kepulauan Spratly.
Kementrian Pertahanan Cina menyatakan, kapal dan bahkan jet tempur akan dikirim untuk melindungi 'kepentingan Beijing' di kawasan tersebut. Jubir Kemenhan Cina, Geng Yansheng, mengatakan Cina akan 'tegas dalam merespon perilaku militer provokatif' dari negara lain. Cina juga mengklaim kepemilikan atas kepulauan Spratly.
"Demi melindungi kedaulatan nasional dan keamanan nasional dan mengembangkan kepentingan-kepentingan negara, militer Cina memutuskan mengerahkan sistem patroli normal dalam status 'siap tempur' di wilayah lautan yang berada di bawah kendali kami," ujarnya.
"Keputusan militer cina dan tekad untuk mempertahankan kedaulatan teritori serta melindungi hak maritim dan kepentingan kami, kukuh dan tak tergoyahkan," imbuh Geng.
Vietnam, salah satu negara Asia yang juga memiliki sengketa teritori dengan Cina, telah menjalankan patroli udara secara rutin di atas kepulauan Spratly. Vietnam dan Filipina juga mengklaim teritori di kawasan yang diyakini mengandung cadangan energi besar.
Pengiriman itu dilakukan hanya sepekan setelah Cina menolak keras undang-undang baru Hanoi yang menyatakan bahwa Paracel dan Spratly ialah bagian dari Vietnam.
Ketegangan di Laut Cina Selatan, memungkinkan kawasan itu menjadi titik membara terbesar dalam konfrontasi di Asia. Kondisi itu kian memburuk ketika Amerika Serikat juga ikut turun dan mencoba memulihkan pengaruhnya di kawasan tersebut.
Situasi kian menarik untuk diikuti karena AS dan Filipina baru-baru ini mengumumkan kerjasama dan latihan militer bersama dengan nama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) yang akan digelar 2 Juli nanti.
Latihan militer itu bakal berlangsung hingga 10 Juli. Angkatan Laut AS saat ini tengah mengirimkan dua kapal perangnya. Sementara Filipina mengirim empat buah dalam armada terbaiknya.