REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah India menangkap Sayed Zabiuddin kelahiran India, yang juga dikenal sebagai Abu Hamza dan Abu Jindal, tanggal 21 Juni karena dicurigai ikut merencanakan serangan yang menewaskan 166 orang di Mumbai. Zabiuddin dilaporkan adalah anggota kelompok militan berbasis di Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang dipersalahkan atas serangan tersebut.
Menteri Dalam Negeri India P. Chidambaram memberitahu wartawan di New Delhi bahwa sewaktu diinterogasi, Zabiuddin mengaku ia melatih para pelaku serangan dari sebuah "ruangan pengendalian" di Pakistan.
Chidambaram mengatakan ia berpendapat "ruangan pengendalian semacam itu tidak mungkin dibangun tanpa semacam dukungan negara." Ia juga mengatakan pihak berwenang India yakin pendiri Lashkar-e-Taiba, Hafiz Saeed, berada di ruangan tersebut pada saat itu.
Amerika menawarkan hadiah 10 juta dolar bagi informasi yang menghasilkan penangkapan Hafiz Saeed, yang sering berpidato di hadapan para demonstran anti-Amerika di Pakistan.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik pekan ini membantah adanya kaitan Pakistan dengan serangan Mumbai dan menyebutnya sebagai "propaganda" India dan mendesak pemerintah di New Delhi untuk berbagi informasi tentang Zabiuddin, agar pemerintah di Islamabad dapat mengambil tindakan. Rehman Malik menegaskan bahwa Zabiuddin adalah kelahiran India dan ia telah memperingatkan Chidambaram sebelumnya bahwa ekstremisme di dalam negeri telah menyebar di India.
Pemerintah India mengatakan Zabiuddin berbasis di Pakistan ketika serangan terjadi dan memberi instruksi melalui telepon kepada 10 orang bersenjata yang melancarkan serangan di hotel-hotel mewah, kantor pusat Yahudi, dan stasiun kereta api yang ramai di Mumbai bulan November 2008.