REPUBLIKA.CO.ID, Seorang anggota senior parlemen Republik Islam Iran menilai keputusan Turki mengenai krisis Suriah sebagai langkah yang tergesa-gesa dan meminta Ankara untuk menahan diri dalam menyikapi konflik 15 bulan di negara tetangganya tersebut.
Alaeddin Boroujerdi meminta Ankara untuk melakukan pembicaraan dengan negara-negara regional lainnya guna membantu pemulihan keamanan dan stabilitas Suriah bukan malah memicu ketidakamanan di negara Arab itu. Pernyataan tersebut disampaikan Boroujerdi seperti dikutip Fars News.
Ia menambahkan, sebagai anggota independen dari PBB, Suriah harus diizinkan untuk menyelesaikan urusan dalam negerinya.
Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran juga menyinggung langkah terbaru pemerintah Suriah yang menggelar pemilu parlemen pada tanggal 7 Mei, dimana langkah tersebut sejalan dengan janji reformasi pemerintah Damaskus.
Lebih lanjut, Boroujerdi mengatakan bahwa masalah utama yang mengganggu kawasan Timur Tengah adalah campur tangan asing.
Menurutnya, tindakan Uni Eropa yang telah mengesampingkan aksi militer di Suriah menunjukkan bahwa Barat dan Amerika Serikat telah menyadari bahwa setiap tindakan anti-Suriah mungkin akan berdampak pada seluruh kawasan.