Sabtu 30 Jun 2012 14:36 WIB

Assad: Krisis Suriah Merupakan Masalah Internal

Rep: Meiliani Fauziah / Red: Hazliansyah
Bashar al Assad
Foto: guardian.co.uk
Bashar al Assad

REPUBLIKA.CO.ID, -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan ia tidak akan menerima solusi yang diberikan negara lain, jika hal tersebut dipaksakan.

Bagi al-Assad, krisis yang dialami Suriah merupakan masalah internal dan tidak berhubungan dengan kepentingan negara asing. Dia pun menekankan bahwa sejumlah tekanan dari negara asing tidak akan membuat pemerintahannya mengubah kebijakan terhadap keamanan dalam negri.

Hingga kini Rusia dan Amerika Serikat masih berselisih paham menjelang perundingan yang akan dilakukan di Jenewa, Sabtu (30/06). Menteri Luar Negri Amerika, Hillary Rodham Clinton dan Mentri Luar Negri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan pihaknya optimis mendapatkan solusi terbaik untuk Suriah. Kedua pihak rencananya akan bertemu demi mencapai landasan yang sama untuk mengakhiri pertumpahan darah yang di Suriah.

Rusia memegang peranan yang sangat penting, karena Rusia yang memasok senjata untuk Suriah. Negara ini pun telah memberikan hak veto di Dewan Kemanan PBB sebagai bentuk dukungan politik.

Sergei Lavrov mengatakan pihaknya masih berharap solusi terbaik dari perundingan di Jenewa, hari ini. "Kami memiliki kesempatan yang sangat baik untuk menemukan landasan pemikiran yang sama di Jenewa," ujarnya seperti yang dikutip Reuters.

Sementara itu, pejabat Amerika secara resmi mengatakan pada wartawan bahwa masih ada beberapa perbedaan pendapat dalam usaha perundingan tersebut. Mereka menyatakan belum pasti datang untuk membahas persoalan Suriah di Jenewa.

"Saya merasa posisi Hillary Clinton sudah berubah. Belum ada intruksi yang mengatakan bahwa kita akan membahas sebuah dokumen di Jenewa," ujar pejabat tersebut.

Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, serta Turki, Irak, Kuwait, dan Qatar juga diundang untuk mengikuti perundingan Jenewa. Lewat juru bicaranya, Annan ingin mendukung pemerintahan sementara yang dibawahi Presiden Assad, termasuk pihak oposisi. Namun ia membuat pengecualian untuk mereka yang berpotensi merusak proses transisi dan rekonsiliasi yang terjadi di Suriah.

Kelompok opisisi Suriah masih mengingkan Presiden Assad untuk menyerahkan kekuasaan dan meninggalkan negara tersebut sebagai langkah penyelesaian krisis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement