REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia mulai meroket tajam pasca-Uni Eropa menjatuhkan embargo terhadap Iran, 1 Juli lalu. Harga minyak mentah sempat menyentuh 99 dolar AS per barel, atau yang tertinggi sejak Mei.
Kantor berita Reuters melansir, minyak mentah jenis Brent Crude sempat menyentuh harga 99,15 dolar AS per barel sebelum turun di 99,04 dolar AS per barel. Sementara di New York, jenis Benchmark Crude ditransaksikan pada kisaran 88,04 dolar AS per barel, tertinggi sejak 31 Mei.
Analis pasar Options Xpress yang berbasis di Sidney, Australia, Ben Le Brun, mengatakan, meroketnya harga minyak mentah dunia ini tak lepas dari situasi politik di Timur Tengah.
Iran membalas sanksi embargo Uni Eropa dengan mengancam akan menutup Selat Hormuz. Sekitar 35 persen minyak dunia diangkut melewati Selat yang menghubungkan Semenanjung Persia dan Laut Oman itu.
"Iran selalu menjadi faktor penting. Iran selalu berpotensi memberi dampak yang besar terhadap harga minyak," kata Le Brun, Rabu (4/7).