REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD - Satu aliansi oposisi di Pakistan pada Rabu (4/7) mengumumkan aksi protes terhadap keputusan pemerintah untuk membuka kembali jalur pasokan pasukan NATO di Afghanistan.
Dewan Pertahanan Pakistan (DPC), mengumumkan untuk mengadakan aksi unjuk rasa dari kota timur Lahore ke ibu kota Islamabad dari 8 Juli untuk memprotes keputusan pemerintah membuka kembali rute pasokan NATO, kata Kepala DPC Maulana Samiul Haq.
Keputusan itu diambil dalam rapat Dewan di kota Rawalpindi, yang juga memutuskan untuk menyelenggarakan konferensi semua partai untuk memutuskan rincian pawai pada 7 Juli. DPC juga akan memutuskan 6 Juli sebagai hari hitam, katanya.
Dia juga meminta semua pihak agama dan politik untuk bergabung dengan pawai guna memaksa pemerintah menarik keputusan itu, karena keputusan akan melibatkan Pakistan ke dalam perang dan pertumpahan darah di Afghanistan.
Samiul Haq mengatakan bahwa satu komite dari DPC akan berbicara kepada para pemimpin partai-partai oposisi, termasuk oposisi utama Liga Muslim Pakistan (PML-N), untuk memenangkan dukungan mereka terhadap penentangan pemulihan pasokan NATO.
Menanggapi pertanyaan, Haq mengatakan bahwa pembukaan kembali jalur suplai adalah "tidak Islami" karena senjata yang akan diangkut melalui Pakistan yang digunakan untuk "membunuh warga Muslim".
Selain itu, ia mengatakan bahwa dibukanya kembali jalur pasokan juga bertentangan dengan sentimen rekomendasi publik dan parlemen Pakistan.
Dia meminta pemerintah untuk segera mengundurkan diri karena tindakan yang tidak dapat diterima itu, karena pembukaan kembali jalur pasokan tidak mencerminkan keputusan pemerintahan demokratis yang dipilih secara demokratis.