REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Swiss memutuskan untuk menghentikan pengiriman senjata ke Uni Emirat Arab. Hal tersebut menyusul adanya laporan bahwa, granat tangan buatan Swiss digunakan oleh kelompok militan di Suriah.
Langkah ini diambil pemerintah Swiss setelah pada Rabu (4/7) lalu, surat kabar Sonntagszeitung menerbitkan sebuah foto. Di dalam foto tersebut terlihat, seperangkat senjata milik pasukan anti-pemerintahan di kota Marea, utara Aleppo, Suriah. Dalam foto terlihat sebuah granat yang diproduksi oleh RUAG Bern, Swiss.
Departemen Federal Bidang Ekonomi (FDEA) mengatakan, sekitar 225.162 granat tangan diekspor ke UEA. UEA telah menandatangani perjanjian untuk tak mengekspor kembali amunisi tersebut. Namun nyatanya, granat tangan buatan Swiss tersebut ada di Suriah.
"Sejauh ini FDEA menyadari granat tangan RUAG yang dikirim ke UEA pada 2003 buatan Swiss, belum diketahui bagaimana bisa berada di Suriah," ujar pernyataan pemerintah.
Pernyataan FDEA juga mengatakan, pengiriman senjata dari Swiss ke Suriah telah dihentikan pada April 1998 lalu. Hal ini menimbulkan keraguan apakah foto tersebut benar diambil di Suriah atau tidak.
Juru bicara Sekertariat Negara untuk Urusan Ekonomi (SECO) Antje Baertschi mengatakan, untuk sementara Swiss membekukan semua izin ekspor senjata ke UEA.
"Kami mananggapi hal ini dengan serius, sebab hal serupa terjadi tahun lalu di Libya. Seorang wartawan menemukan peti amunisi buatan Swiss di Libya," ujar dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Suriah mengalami kerusuhan sejak Maret 2011. Pemerintah Suriah menuding, sabotase teroris bersenjata merupakan faktor pendorong kerusuhan dan kekerasan di sana.