REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Departemen Bidang Ekonomi Federal Swiss (FDEA) Rabu membantah tuduhan telah menjual granat tangan buatan Swiss untuk sejumlah pihak yang terlibat konflik di Suriah, kata satu pernyataan FDEA.
Senjata-senjata yang digambarkan di Suriah itu mungkin akan dikirimkan kembali melalui ekspor ke Uni Emirat Arab (UEA), kata FDEA menambahkan.
Surat kabar Swiss Sonntagszeitung Minggu lalu mempublikasikan satu gambar granat yang diduga ditemukan dan difoto oleh seorang reporter pada 28 Juni di kota Marea di Suriah.
Menurut temuan awal dari penyelidikan yang diprakarsai oleh FDEA, granat tangan yang telah telah difoto itu berasal dari pengiriman yang dibuat oleh produsen senjata milik negara Swiss RUAG ke UEA pada tahun 2003, ketika total 225.162 granat tangan diekspor kepada angkatan bersenjata UAE.
Untuk membatasi kesepakatan itu, satu deklarasi non re-ekspor telah ditandatangani setelah penjualan.
FDEA mengatakan, saat ini tidak ada bukti bahwa granat tangan Swiss itu yang ditemukan itu dikirimkan ke Suriah, tetapi penyelidikan akan terus dilakukan.
FDEA dalam pernyataannya juga mempertanyakan keaslian klaim dari pers, mengutip contoh yang masih belum jelas mengapa tidak ada foto lokasi saat granat tangan itu ditemukan.
Sebagai satu negara yang secara historis mempertahankan status netral sejak tahun 1815, ada larangan penjualan senjata Swiss kepada negara-negara berperang, meskipun senjata yang diproduksi oleh manufaktur Swiss telah berulang kali terlihat digunakan dalam perang.
Pada tahun 2000, granat tangan yang dibuat oleh RUAG dijual ke Inggris dan digunakan di Irak. Sementara tank-tank buatan Swiss dijual ke UEA tahun 2004 dan Rumania pada tahun 2007. Tank-tank itu digunakan di Maroko, Irak dan Afghanistan.