REPUBLIKA.CO.ID, SANAA - Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan lebih kepada negara itu setelah kerusuhan tahun lalu masih sulit untuk ditangani, kata kantor berita resmi Saba Kamis (5/7).
"Kerusakan akibat krisis politik tahun lalu masih ada, yang terus-menerus mempengaruhi orang," kata Hadi saat bertemu delegasi Kongres Amerika Serikat di Sanaa, ibu kota Yaman.
Hadi, yang mengambil alih kekuasaan pada Februari lalu berdasarkan kesepakatan alih kekuasaan yang mengakhiri pemerintahan pemimpin lama Ali Abdullah Saleh, mengatakan bahwa pemerintahannya sedang berjuang untuk mengurangi tingkat pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru.
"Hampir enam juta pemuda Yaman membutuhkan pekerjaan, dan sekitar satu juta lulusan universitas telah menganggur selama bertahun-tahun," katanya.
Dia menambahkan bahwa "sejumlah besar pengungsi Somalia dan Ethiopia di Yaman telah membawa beban ekonomi tambahan bagi pemerintah." Menurut laporan terbaru pemerintah Yaman, tingkat kemiskinan di negara Arab miskin itu meningkat dari 35 persen pada 2006 menjadi 54 persen pada akhir 2011.
Presiden telah berjanji untuk terus memerangi kelompok teroris dan meningkatkan ekonomi negara selama dua tahun masa pemerintah sementaranya. "Kami telah membahas banyak masalah sejak awal pelaksanaan kesepakatan alih kekuasaan pada awal tahun ini," kata Hadi kepada delegasi Amerika Serikat,
Ia juga mendesak Amerika memasok "bantuan lebih" guna membantu kas pemerintahnya yang dikuras untuk mengatasi kesulitan dan membuat masa transisi berhasil sampai pemilu presiden 2014 mendatang.