Jumat 06 Jul 2012 21:11 WIB

Merugi, Vatikan Alami Defisit Terburuk

Kota Vatikan
Foto: traildino.com
Kota Vatikan

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN CITY -- Vatikan mengumumkan defisit angaran terburuk dalam tahun-tahun terakhir. Kembali merosot di angka merah dengan defisit mencapai 15 juta euro pada 2011.

Vatikan, Kamis (5/7), menuding pengeluaran tinggi dari para petinggi gereja dan biaya komunikasi sebagai biangnya, ditengah kondisi pasar merosot, terutama dari sektor real estate.

Kini, bahkan dana khusus untuk paus sejumlah 50 juta euro yang diberikan dari bank Vatikan dan donasi yang kian meningkat dari ordo-ordo agama tak bisa menutupi pengeluaran dan investasi dengan laba kecil. Kondisi itu tertuang dalam laporan keuangan tahunan Vatikan.

Vatikan mengatakan mengalami defisit tepatnya, 14,9 juta euro setelah setahun sebelumnya mengalami surplus sebesar 9,85 juta euro. Surplus itu sebenarnya juga anomali karena pada 2009, Vatikan mengalami defisit sebesar 4,01 juta euro, begitu pula pada 2008, dengan defisit 0,9 euro. Bahkan pada 2007, defisit Vatikan lebih dari 9 juta euro.

Negara Kota Vatikan, dengan sumber dana terbesar dari pengelolaan Museum-Museum Vatikan memiliki pemerintahan otonom dan terpisah dari Italia. Negara itu mengelola surplus anggaran sebesar 21,8 juta euro. Dana itu mayoritas berasal dari peningkatan pendapatan museum.

Lebih dari lima juta orang mengunjungi Sistine Chapel dan tempat-tempat bersejarah Katholik lain. Dari sektor itu, negara bisa mengumpulkan pendapatan hingga 91,3 juta euro.

Pengeringan keuangan Vatikan diduga akibat biaya tinggi dari pekerjaan utama terkait misi penyebaran keimanan lewat media-media Vatikan, mulai dari surat kabar Vatikan, L'Osservatore Romano dan televisi Vatican.

Kedua media itu membutuhkan anggaran untuk pengeluaran tapi memiliki pemasukan kecil kadang bahkan tanpa pendapatan sama sekali

Dalam pertemuan para kardinal yang mengawasi keuangan Vatikan, dipimpin oleh Rev. Federico Lombardi, ada desakan 'untuk lebih berhati-hati dan berhemat'.

"Saya bukan pakarnya," ujarnya menyoal tentang defisit. "Ya memang lebih besar daripada tahun lalu, itu betul." Namun ia berdalih jumlah defisit tersebut dalam skala global belum masuk tahap membahayakan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement