REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Komentar negatif oleh Kepala Polisi Dubai, Uni Emirat Arab (UAE), Dhahi Khalfan, atas terpilihnya Mohamed Mursi sebagai Presiden Mesir memicu kemarahan di Mesir, terutama Ikhwanul Muslimin.
"Pilihan yang disayangkan. Akibatnya bakal memberatkan orang miskin dan rakyat jelata," komentar Khalfan menyusul terpilihnya Mursi dalam pemilihan presiden Mesir pada Juni lalu.
"Dia (Mursi) akan mencium tangan Raja Arab Saudi sebagaimana dilakukan oleh pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan Al Banna ketika mencium tangan Raja Abdul Aziz," demikian Khalfan "ngetweet".
Komentar itu tak pelak lagi menimbulkan kemarahan Mesir karena dianggap melecehkan Presiden Mursi yang kini sedang dalam proses pembentukan kabinet.
Menurut surat kabar Al Ahram, Jumat, Kementerian Luar Negeri Mesir telah memanggil Duta Besar UAE untuk Mesir, Mohammad Bin Nakhira untuk meminta klarifikasi atas komentar negatif kepala polisi Dubai tersebut.
Ditegaskan bahwa pernyataan Khalfan itu merupakan pendapat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan pemerintah UAE.
Pemerintah UAE menyambut baik kemenangan Moursi dan menyampaikan ucapan selamat kepada tokoh Ikhwanul Muslimin tersebut.
Deputi Menteri Luar Negeri UAE, Tariq Al Hidan, pada awal pekan ini juga berkunjung ke Kairo untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.
Sebelumnya, Khalfan juga menuding Ikhwanul Muslimin dengan apa yang disebutnya berusaha "mengekspor" revolusi ke negara-negara Teluk.
Selain itu, Kepala Polisi Dubai juga membuat pernyataan kontroversial bahwa pihaknya akan menangkap Ketua Perhimpunan Cendekiawan Muslim Internasional, Prof Dr Syaikh Yusuf Qardhawi, ulama kharismatik Mesir yang bermukim di Doha, Qatar.
Pernyataan Khalfan itu sebagai tanggapan atas kecaman keras Syeikh Qardhawi terhadap pemerintah UAE karena melakukan deportasi warga Suriah anti-pemerintah Damaskus yang berunjuk di Kedutaan Besar Suriah di UAE.