REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengingatkan semua pihak bahwa berbagai pengorbanan selama dekade terakhir akan sia-sia tanpa dukungan yang memadai kepada masyarakat sipil Afghanistan. Hal itu diperlukan setelah pasukan tempur NATO meninggalkan negara tersebut.
Ban, yang termasuk salah satu tokoh global yang menghadiri pertemuan di Tokyo tentang Dekade Transformasi, mengatakan bidang keamanan dan pembangunan sudah mengalami kemajuan, tapi masih rentan. "Jika kita tidak berinvestasi pada tata kepemerintahan, hukum, hak asasi manusia, lapangan kerja serta pembangunan sosial, investasi dan pengorbanan yang telah dilakukan selama lebih dari 10 tahun akan sia-sia," katanya dalam sidang para donor global, seperti dilansir AFP, Ahad (8/7).
"Kita juga jangan melupakan kebutuhan kemanusiaan Afghanistan dan para pengungsi. Kita harus berbuat lebih banyak bagi perempuan dan anak-anak Afghanistan, termasuk pendidikan bagi anak perempuan serta partisipasi perempuan dalam kehidupan politik di negara ini," kata Ban.
Pertemuan yang berlangsung hari Minggu itu ditujukan untuk mengisi kesenjangan antara apa yang didapat Kabul dari perekonomiannya yang hampir tidak berfungsi serta apa yang diperlukan untuk membangun Afghanistan sebagai negara yang stabil.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai, yang berada di Tokyo bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton serta Sesjen PBB Ban Ki-moon, telah mengeluarkan imbauan bagi bantuan sipil sebesar 4 miliar dolar AS setahun.
Pada Sabtu, Jepang mengumumkan bahwa bantuan sipil bagi Afghanistan akan mencapai lebih dari 16 miliar dolar AS untuk empat tahun hingga tahun 2015.