Ahad 08 Jul 2012 19:47 WIB

Rakyat Libya Rayakan Kebebasan Pemilihan Suara

Rep: nora azizah/ Red: M Irwan Ariefyanto
lib
Foto: telegraf.co.uk
lib

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI - Masyarakat Libya merayakan pemilihan nasional pertama mereka setelah 60 tahun hidup dalam kekerasan. Selama ini mereka selalu hidup di bawah kekerasan yang menentang adanya perubahan untuk melakukan jajak pendapat secara luas. Hal ini tergambar seperti mereka hidup di bawah garis pemerintahan kediktatoran Moammar Qaddafi.

 

Kegembiraan itu terlihat di ibu kota Tripoli, di pusat kota masyarakat bersuka cita merayakannya di bawah langit terang dengan pesta kembang api. Sementara dibagian timur kota Benghazi, adegan anti jajak pendapat protes terhadap kediktatoran dilakukan masyarakat dengan menembakan granat ke arah laut.

 

Di tempat lain yakni Sirte yang merupakan kampung halaman Gadafi, dulunya di sana terjadi pertempuran dan kerusakan terburuk dimana NATO berusaha mengakhiri 42 tahun pemerintahan Gadafi. Masyarakat merasa lega karena pemilihan suara pada Sabtu (7/7) kemarin berlangsung lancar. "Allahu Akbar, ini adalah era kebebasan, untuk pertama kalinya Sirte bebas," teriak seorang wanita penduduk lokal bersama keluarganya.

 

Satu orang tewas ditembak oleh petugas keamanan karena berusaha mencuri kotak suara di bagian timur kota Ajdabiya. Sementara beberapa korban lain juga berjatuhan setelah terjadinya baku tembak antara demonstran dan pendukung pemungutan suara di Benghazi, yang merupakan kota tempat lahirnya bentrokan tahun lalu.

 

Sebelum pemungutan suara yang ditutup pada siang hari, para pejabat mengatakan bahwa pemungutan suara sudah dibuka dengan kurang lebih 98 persen tersebar dibeberapa titik. Nantinya hasil dari pemungutan suara akan dilakukan untuk pemilihan nama perdana menteri dan 200 anggota parlemen lainnya. Hasil ini diharapkan bisa membuka jalan bagi parlemen baru pada 2013 nanti. Komisi pemilihan mengatakan, dari 2,8 juta jiwa yang terdaftar sebagai pemilih, 1,6 juta diantaranya sudah melakukan hak pilihnya. Jumlah suara hanya dibawah 60 persen.

 

Ketua komisi Nuri Al-Abbar mengatakan, hasil pemungutan suara akan keluar pada Senin (9/7) mendatang, "Pemenang utamanya adalah rakyat Libya," ujarnya menambahkan saat konferensi pers usai pemungutan suara ketika hasilnya akan dipublikasikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement