Rabu 11 Jul 2012 08:39 WIB

Mogok Berakhir, Harga Minyak Dunia Turun

Kapar tanker (Ilustrasi)
Kapar tanker (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Norwegia menghentikan pemogokan pekerja minyak yang mengancam produksi dan berita melemahnya impor minyak mentah China meningkatkan kekhawatiran atas permintaan.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Agustus, berakhir pada 83,91 dolar AS per barel, jatuh 2,08 dolar AS dari tingkat penutupan Senin.

Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus turun 2,35 dolar AS menjadi menetap di 97,97 dolar AS per barel.

"Harga mengembalikan keuntungan Senin menjadi meluncur lebih rendah karena pemerintah Norwegia melakukan intervensi dalam pemogokan buruh dan memerintahkan penyelesaian di menit terakhir untuk mencegah penutupan penuh industri minyak," kata analis Sucden, Myrto Sokou.

"Perlu dicatat bahwa pemogokan pekerja minyak di Norwegia yang dimulai dua minggu lalu, telah memangkas produksi minyak sebesar 13 persen dari produsen nomor delapan di dunia itu.:

Ladang-ladang minyak Norwegia memulai kembali produksinya pada Selasa setelah pemerintah turun tangan untuk mengakhiri pemogokan 16-hari tentang peselisihan pensiun yang akan menghentikan produksi di eksportir minyak mentah terbesar di Eropa barat.

Perusahaan raksasa milik negara Norwegia, Statoil, yang paling terpengaruh oleh pemogokan, mengatakan pihaknya akan memulai kembali produksinya dan diharapkan berproduksi pada tingkat normal akhir minggu ini.

Langkah pemerintah untuk menyelesaikan perselisihan tersebut membuat marah serikat pekerja, yang mengatakan pilihan negosiasi mereka telah menyempit.

"Kami sangat kecewa," kata Martin Sheen, yang mewakili serikat pekerja Industri Energi. "Kami pikir itu tidak perlu sama sekali." Sengketa tentang pensiun antara serikat pekerja dan pengusaha kini akan diselesaikan melalui lembaga arbitrase.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement