REPUBLIKA.CO.ID, Duta Besar Suriah untuk Irak, Nawaf al-Fares, telah mengumumkan pembelotannya dan ikut bergabung dalam revolusi melawan Presiden Bashar al-Assad dan menjadi diplomat senior pertama yang meninggalkan pemerintah.
Dalam sebuah statement video yang diposting di Facebook, Fares berseru kepada tentara Suriah untuk mengikuti jejaknya dan mengarahkan senjata kepada pemerintah di Damaskus.
"Saya menyatakan bahwa saya sudah bergabung, mulai saat ini, dengan revolusi rakyat Suriah," katanya.
"Saya meminta .... anggota-anggota militer agar bergabung dalam revolusi dan membela negara dan rakyat .. arahkan senjatamu kepada para kriminal rejim ini," ujarnya lagi.
Fares divideo sedang berbicara di depan bendera hijau putih Suriah dari jaman sebelum Partai Baath naik ke
tampuk kekuasaan lima dasawarsa lalu. Ia tidak memberi keterangan tentang lokasinya.
Ia juga tidak menjelaskan alasannya membelot, tapi berulang-kali mengatakan, pasukan pemerintah membunuhi warga sipil dalam penumpasan pergolakan yang sudah berlangsung 16 bulan.
Fares, seorang tokoh suku Sunni dari Suriah timur, yang pada 2008 lalu diangkat menjadi Duta Besar untuk Irak, posisi yang peka setelah hubungan diplomatik kedua negara dibekukan selama tiga dasawarsa.
Ia dipandang sebagai pilihan yang aman, karena ia sebelumnya pernah menjadi pejabat tinggi Partai Baath pimpinan Assad di provinsi Deir al-Zor.
Ia juga dari suku Ogeidat, sebuah klan penting yang sudah lama bersekutu dengan minoritas Alawiyah yang
memerintah di Suriah.