REPUBLIKA.CO.ID, GAZA-- Kepala kelompok Islam Hamas di Jalur gaza meyakini, Presiden baru Mesir Muhammad Mursi akan melindungi Palestina dari serangan Israel. Ia juga yakin Mursi akan membuka perbatasan dan mengakhiri blokade perdagangan di Palestina.
Mursi yang meraih kekuasaan dalam pemilihan presiden Mesir bulan lalu, merupakan anggota dari Ikhwanul Muslimin. secara ideologi Hamas menilai adanya kedekatan ideologis antara Ikhwanul Muslimin dengan Hamas.
Islamis Gaza terdahulu mengeluhkan sikap pendahulu Muris, Husni Mubarak. Menurut mereka Mubarak berpihak tak hanya ke Israel, tapi juga ke saingan politik mereka yakni gerakan Fatah Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Namun sejak terpilihnya Mursi, Hamas melihat sedikit pergeseran kebijakan di Mesir. Hamas berharap kepemimpinan baru Mursi dapat kembali memperkuat hubungan Kairo dengan Palestina.
Kepala Pemerintahan Hamas di Gaza mengatakan, perubahan akan datang di Palestina. " Kami yakin, revolusi yang dipimpin Mursi tak kan menutupi agresi dan perang yang terjadi di Gaza. Kami juga yakin, Mursi tak akan ikut melakukan blokade di Jalur Gaza," kata dia.
Selama ini Israel melancarkan serangan militer terhadap gaza sejak akhir 2008. Sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 warga Israel tewas dalam perang selama tiga minggu di kawasan tersebut.
Kekerasan terus terjadi di wilayah tersebut. Terlebih setelah Israel melakukan blokade perdagangan di Gaza. Israel beralasan blokade dilakukan untuk mencegah masuknya bahan pembuatan senjata ke Palestina.
Pada era Mubarak, polisi Mesir berjaga di wilayah perbatasan untuk memblokade Gaza. Mubarak mengatakan ini merupakan bagian dari perjanjian jangka panjang dengan Washington dan Tel Aviv.
Namun, setelah pemerintahan Mursi, ratusan orang mulai dapat menyeberang dan keluar dari Gaza setiap hari melalui Mesir. Meskipun pejabat kedua pihak masih beralasan ini merupakan musim liburan, dan bukan perubahan kebijakan.
Posisi Mursi akan segera diuji coba saat bertemu dengan dua pejabat Palestina, baik dari Hamas maupun Fatah yang sekuler dan didukung kekuatan Barat. Sejauh ini secara protokol Mursi akan lebih dahulu menemui Abbas.
Salah satu sumber mengatakan, Mursi akan bertemu Abbas pada Rabu mendatang. Namun belum ada jadwal pasti kapan Mursi akan menemui perwakilan dari Hamas.
Akan tetapi Mesir kemungkinan akan menekan Abbas maupun Hamas untuk mengakhiri permusuhan mereka. Menurut salah satu pejabat Kairo mengatakan, tak ada yang dapat membantu Palestina kecuali diri mereka sendiri. Hamas dan Fatah harus segera mengakhiri perpecahan mereka. Berulang kali rekonsiliasi di Palestina antara Hamas dan Fatah berakhir dengan kegagalan.
Menurut salah seorang diplomat, secara teoritis pemilihan Mursi akan memberi dorongan untuk Hamas. Namun Mursi memiliki sejuta masalah dalam negeri yang harus diatasi. Jika Mursi mendukung Hamas, maka sama dengan mendukung pembagian Palestina. Menurut diplomat tersebut ini akan berakibat buruk pada kebijakan luar negeri Mursi.
"Dia harus melangkah dengan hati-hati," kata diplomat yang tak mau disebut namanya itu.