Sabtu 14 Jul 2012 23:39 WIB

Prancis Desak Cina dan Rusia Setuju Soal Sanksi Suriah

Sebuah tank yang hancur milik pasukan Suriah masih berada di sebuah jalan di Atareb, provinsi Aleppo.
Foto: AFP
Sebuah tank yang hancur milik pasukan Suriah masih berada di sebuah jalan di Atareb, provinsi Aleppo.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS --  Desakan terhadap Cina dan Rusia untuk mengubah keputusannya soal Suriah kembali muncul. Kali ini diungkapkan oleh Presiden Prancis Francois Hollande yang menyerukan Cina dan Rusia mengubah keputusannya dan mendukung langkah PBB untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Desakan dikeluarkan Hollande tidak lama setelah sumber-sumber dari pihak oposisi Suriah mengatakan sekitar 220 orang, kebanyakan warga sipil, tewas di sebuah desa di kawasan Hama. Mereka tewas setelah dibombardir helikopter dan tank serta relawan bersenjata.

"Jika kita melihat orang meninggal setiap hari, itu karena rezim telah memutuskan penggunaan kekerasan untuk menghancurkan rakyatnya sendiri," kata pemimpin Prancis itu kepada wartawan.

Hollande menyatakan, dengan tidak sejalan dengan langkah PBB maka hanya akan membuat Suriah semakin dalam terlibat dalam perang dan kekacauan.

"Sesungguhnya, apa yang saya katakan kepada Russia dan China adalah, dengan tidak melakukan apapun yang memungkinkan untuk kami menjatuhkan sanksi yang lebih berat (pada Suriah), maka (Cina dan Rusia) justru membiarkan perang dan kekacauan mencengkeram Suriah, merusak kepentingan mereka," katanya di sela-sela upacara militer di Paris.

Cina dan Rusia telah menggunakan hak veto mereka di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mencegah jatuhnya sanksi dan kecaman pada Presiden Bashar al-Assad.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement