Senin 16 Jul 2012 10:50 WIB

Obama: Saya Gagal 'Mengubah' Kesopanan Washington

Rep: Gita Amanda/ Red: Hazliansyah
Presiden AS Barack Obama.
Foto: AP
Presiden AS Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengakui kegagalannya mengubah situasi pahit perpolitikan di Washington. Ia merasa AS masih seperti empat tahun lalu.

Menurutnya dalam sebuah wawancara yang direkam Televisi CBS, Ia merasa belum mampu mengubah suasana politik di Washington.

"Jika Anda bertanya apa hal yang membuat saya paling frustrasi selama empat tahun terakhir. Itu adalah bahwa saya belum mampu mengubah suasana di Washington untuk mencerminkan kesopanan dan akal sehat orang-orang. Baik di Demokrat, Republik, dan independen, mereka hanya ingin melihat pemimpin mereka memecahkan masalah," kata Obama.

Selain hal tersebut, Obama juga berjanji akan terus fokus memperbaiki ekonomi AS yang dilanda krisis. Serta memperkuat kelas menengah jika ia masih bisa terpilih lagi menjadi presiden.

"Isu paling penting yang kita hadapi adalah, bagaimana membangun ekonomi dimana kelas menengahnya kuat dan berkembang," ujar Obama.

Kamis (12/7) lalu, Obama mendapat kritikan keras dari lawan politiknya Mitt Romey. Romey mengkritik kegagalan Obama menghidupkan ekonomi di AS. Menurut Romey, Obama hanya memberi harapan dan kisah-kisah mengenai optimisme tapi bukan tindakan nyata. Dalam salah satu tulisannya di jejaring sosial Twitter Romey menulis.

"Menjadi presiden bukan hanya menceritakan sebuah kisah. Menjadi presiden itu adalah memimpin, dan Presiden Obama telah gagal dalam memimpin," tulis Romey.

Sebelumnya pada pekan lalu, majalah mingguan Jerman Der Spiegel mengatakan kecilnya kemungkinan Obama terpilih lagi menjadi presiden. Sebab Obama telah gagal memenuhi sebagian besar janji-janji kampanyenya.

Artikel tersebut menunjukkan krisis ekonomi di AS adalah rintangan pertama yang dihadapi Obama. Namun, sepertinya kepemimpinan Obama tak bisa dipertahankan melihat semakin melonjaknya pengangguran. Ini menimbulkan kekecewaan meluas di kalangan warga AS.

sumber : Press TV
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement