REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Pasukan Nigeria merelokasi sejumlah penduduk desa dari beberapa komunitas di negara bagian Nigeria utara tengah, Plateau. Relokasi ini bertujuan untuk melindungi warga sipil.
Aksi militer tersebut dilakukan setelah adanya sejumlah serangan oleh sekelompok orang bersenjata di negara itu. Serangan itu mencapai puncaknya ketika dua anggota parlemen tewas dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh sekte Boko Haram saat upacara pemakaman. Sedikitnya 90 orang tewas dalam serangan-serangan sebelumnya.
Dewan Keamanan Nigeria, pada Senin (16/7) meminta warga Mahanga, Kakuruk, Kuzen, Maseh, dan Shong di negara tersebut untuk pindah ke tempat yang lebih aman selama operasi militer berlangsung.
Kepala Rencana dan Kebijakan Departemen Pertahanan AVM, Dick Iruenabere, mengatakan bahwa relokasi warga itu agar memungkinkan bagi militer mengambil tindakan yang diperlukan untuk memeriksa adanya terorisme di wilayah yang sedang bermasalah tersebut.
Seperti dilaporkan Xinhua, Selasa (17/7), Menurut dia, tindakan itu demi kepentingan bersama bagi kedua penduduk desa tersebut dan seluruh rakyat negara itu seraya menekankan aksi tersebut bukan merupakan upaya untuk menyangkal komunitas tertentu di tempat mereka.
Iruenabere mengatakan, Fulanis dan Beroms hidup bersama secara harmonis di kamp-kamp yang disediakan oleh pemerintah negara tersebut. Ia juga menambahkan bahwa militer tidak pernah percaya bahwa Fulanis yang bertanggung jawab terhadap serangan-serangan yang terjadi akhir-akhir ini.