REPUBLIKA.CO.ID, Pimpinan NATO mengatakan strategi untuk membeli loyalitas anggota Taliban di Afghanistan terbukti gagal. Sebab, karena hanya sekitar lim aribu militan yang merespon strategi itu dengan menyerahkan sedikit senjata mereka.
Aliansi militer pimpinan AS itu mengatakan sejauh ini rencana tersebut berpengaruh sangat sedikit di Afghanistan.
Program, yang dimulai pada Oktober 2010 lalu itu, menawarkan uang saku sebesar 360 dolar AS selama tiga bulan untuk setiap militan Taliban yang meletakkan senjata dan bergabung dengan program ini.
Invasi pimpinan Amerika di Afghanistan dimulai pada 2001. Serangan itu dimaksudkan untuk menghapus Taliban dari kekuasaan, tapi ketidakamanan terus meningkat meskipun puluhan ribu pasukan pimpinan Amerika berada di sana.
Perang yang dipimpinan AS di Afghanistan, memakan korban sipil dan militer pada rekor tertinggi, dan menjadi salah satu perang terlama dalam sejarah AS.
Tingginya jumlah korban militer di Afghanistan meningkatkan oposisi di Amerika Serikat dan negara anggota NATO akibat perang berlarut-larut di negeri ini.