REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Satu delegasi Iran pada Selasa (17/7) berada di Korea Utara (Korut) untuk melakukan pembicaraan. Menurut media pemerintah, kedua pihak membahas kerja sama untuk menghadapi imperialisme dan hegemoni.
Delegasi yang dikirimkan pemerintah Iran adalah Deputi Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi. Dia bertemu kepala negara Kim Yong-Nam di ibu kota Pyongyang.
Kantor berita resmi Korea Utara (KCNA) yang dilansir AFP dan dipantau Antara, Rabu (18/7), "Araghchi menyatakan keyakinannya bahwa hubungan baik dan kerja sama antara kedua negara akan tumbuh lebih kuat di masa depan." KCNA tidak memberikan perincian apa yang dibahas kedua belah pihak.
Korea Utara dan Iran terkena sanksi internasional atas kegiatan nuklir mereka dan pemerintah kedua negara berbagi permusuhan mendalam terhadap Amerika Serikat. Pyongyang juga dicurigai mentransfer teknologi rudal balistik yang dilarang kepada Teheran.
Kim Yong-Nam berfungsi sebagai kepala negara de facto Korea Utara karena pendiri pemimpin Kim Il-Sung, yang meninggal pada tahun 1994, telah dinyatakan sebagai presiden abadi. Pendiri negara meneruskan kekuasaannya kepada anaknya Kim Jong-Il, yang meninggal mendadak pada Desember. Kemudian anak bungsunya, Kim Jong-Un, mengambil alih kekuasaan dari ayahnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
