REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Selama pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak Rusia untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, kata juru bicara PBB seperti dikutip AFP, Rabu.
"Ban meminta Rusia untuk menggunakan pengaruhnya guna memastikan penuh dan segera pelaksanaan rencana perdamaian utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan," kata juru bicara PBB Martin Nesirky.
Rusia --yang didukung Cina, menentang usulan Barat untuk mengenakan -sanksi terhadap Bashar-- dan Ban berbicara dengan Lavrov Senin malam waktu AS melalui telepon, sehari setelah percakapan yang sama dengan Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi.
Ban dan Lavrov membahas situasi di Suriah dan kemendesakan untuk menghentikan kekerasan di Suriah, kata Nesirky.
Annan berada di Moskow Rabu ini untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. "Ban menekankan pentingnya pembahasan ini, mengingat meningkat dan mengkhawatirkannya situasi di Suriah," tambah juru bicara itu.
Ban dan Annan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memastikan ada "konsekuensi-konsekuensi" atas kegagalan melaksanakan rencana perdamaian yang menetapkan langkah-langkah untuk menghentikan konflik.
Rabu ini Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pemungutan suara untuk memilih resolusi yang akan mengancam sanksi terhadap Bashar jika ia tidak menarik kembali senjata beratnya dari kota-kota Suriah.
Rusia telah berjanji untuk menghadang resolusi itu.