REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI - Pemerintah India mengambil langkah hukum atas tewasnya nelayan India di perairan Dubai, karena dicurigai mengancam keamanan Kapal Perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang berada di perairan itu.
Menteri Luar Negeri India, SM Krisna mengatakan sangat menyayangkan insiden 'panik' angkatan laut AS tersebut. Kata dia, walau pemerintahan di New Delhi telah mendapat pernyataan resmi dari pemerintah AS, namun langkah hukum dan penyelidikan sebenarnya harus tetap dilakukan.
Krishna mendesak, agar otoritas Uni Emirat Arab (UEA) segera melakukan penyelidikan tersebut. Alasannya kuat, insiden yang menewaskan satu dari empat nelayan itu terjadi di wilayah hukum UEA, yang berjarak hanya sekitar 10 mil dari Pelabuhan Jebel Ali.
"Pemerintah di Dubai, telah mengajukan untuk melakukan investigasi insiden ini. Mereka (Dubai), akan melakukannya sesuai dengan hukum negara itu," kata Krishna, kepada kantor berita AFP di India, seperti dilansir thewest.com.au, Selasa (17/7).
Sebelumnya, perahu putih berbendera India yang ditumpangi oleh empat nelayan berkewarganegaraan India 'diberondong' dengan menggunakan senapan mesin kaliber 50 dari kapal perang AS, USNS Rappahannock yang sedang melakukan pengisian bahan bakar di perairan Dubai, sejumlah saksi mata mengatakan satu orang tewas dan tiga lainnya cedera, namun pejabat UEA tidak menyebutkan jumlah korban secara resmi.
Duta Besar India di UEA, MK Lokesh mengatakan kepada wartawan bahwa salah satu korban selamat melaporkan, para nelayan sedang memancing ketika mereka bertemu dengan kapal Amerika. Kata dia pemerintahan India masih menunggu hasil kerja dari penyelidikan yang sedang ditangani.
Kepada Harian Nasional yang berbasis di Abu Dhabi, Kepala Kepolisian Dubai, Jenderal Dahi Khalfan Tamim, mengatakan penyelidikan awal menunjukkan perahu sepanjang 50 kaki tersebut, sudah berada di jalur yang benar, dan tidak berpotensi menimbulkan ancaman bagi siapapun. "Penembakan itu tampaknya ada kesalahan," kata dia.