REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH- Negara-negara Asia Tenggara saat ini "berada pada titik" sepakat untuk menunjukkan kesatuan negara-negara ASEAN soal sengketa di Laut China Selatan. Pernyataan ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kamis (19/7), usai bertemu dengan mitranya dari Kamboja.
Menlu Marty selama ini mengambil peranan sebagai mediator setelah perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada pertemuan mereka di Phnom Penh pekan lalu gagal mencapai posisi bersama menyangkut persengketaan tersebut. "Kendati terlihat ada pertentangan, sebenarnya ASEAN tetap bersatu," kata Marty kepada para wartawan di Phnom Penh.
Kamboja merupakan negara ketiga yang dikunjungi Marty dalam upaya mewujudkan perdamaian di kawasan. Ia sebelumnya telah mengunjungi Vietnam dan Filipina pada hari Rabu.
Menlu Marty menuturkan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk mengidentifikasi posisi-posisi dasar ASEAN tentang Laut China Selatan, yang bisa menghilangkan persepsi bahwa perhimpunan beranggotakan 10 negara itu terpecah belah. "Saat ini kami berada di titik untuk memformalkan konsensus ini," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong, yang negaranya saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN, mengatakan kepada para wartawan bahwa ia berharap pihaknya sudah bisa mengumumkan posisi bersama ASEAN pada Jumat ini. Saat ini, ujarnya, hanya menunggu "persetujuan dari semua menteri luar negeri ASEAN".