REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Para anggota parlemen nasional dan negara bagian India pada Kamis (19/7) melakukan pemungutan suara untuk memilih presiden baru. Sementara mantan menteri keuangan Pranab Mukherjee diyakini akan menang dalam pemilihan tersebut. Mukherjee, calon presiden dari aliansi yang dipimpin Kongres, merupakan seorang juru damai yang disegani.
Sebagai kepala pemerintahan, Mukherjee akan menjalankan peran dalam menentukan siapa yang akan memerintah India setelah pemilihan umum pada 2014 mendatang. Presiden bertugas mengawasi pembentukan pemerintah baru jika tidak ada partai yang mendapatkan suara mayoritas.
Sebagian besar pengamat memperkirakan hasil pemilihan mendatang akan ketat. Pengamatan itu didasarkan pada keadaan ekonomi yang buruk serta pergulatan pemerintah-Kongres. Hasil pemungutan suara pemilihan presiden baru akan diumumkan pada hari Ahad ini, namun Mukherjee (76 tahun) mendapat dukungan lebih banyak dibandingkan lawannya, mantan ketua parlemen PA Sangma, yang saat ini merupakan anggota parlemen negara bagian di kawasan timur utara.
Mukherjee diperkirakan merebut 67 prosen suara dewan pemilih sementara Sangma 30 prosen, demikian menurut saluran televisi CNN-IBN. "Tidak ada rumus permanen dalam politik koalisi India dan jika Mukherjee menjadi presiden, seni bernegosiasi yang dimilikinya akan diuji," kata TK Tripathi, pengulas politik dan penulis buku terkemuka, seperti dilansir AFP.
Jika terpilih, Mukherjee akan menggantikan Presiden Pratibha Patil, perempuan pertama yang menjadi presiden India. Presiden India dipilih oleh dewan pemilih yang terdiri dari para anggota parlemen dari parlemen federal dan negara bagian.