REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak dunia merosot pada Jumat (Sabtu pagi WIB) karena pedagang melakukan ambil untung dari kenaikan baru-baru ini, di tengah kekhawatiran tentang kesulitan zona euro, di mana biaya pinjaman Spanyol melonjak sangat tinggi.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Agustus, mengakhiri sesi di 91,44 dolar AS per barel, turun 1,22 dolar dari tingkat penutupan Kamis.
Di perdagangan London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September merosot 97 sen, menetap di 106,83 dolar AS per barel.
"Premi risiko baru-baru ini yang dihargakan ke dalam minyak mentah batal karena pendulum ayunan harga kembali menuju 'bears' (lesu) setelah krisis utang Eropa kembali menjadi fokus," kata Matt Smith di Summit Energy.
Kesulitan Spanyol yang kian memburuk memukul pasar saham di kedua sisi Atlantik dan melemahkan euro terhadap dolar, membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih mahal, sehingga cenderung mengurangi permintaan.
Spanyol yang merupkanan ekonomi terbesar keempat blok itu, dipaksa untuk membayar imbal hasil di atas 7,0 persen dalam penjualan obligasi 10-tahun, tingkat yang dianggap tidak berkelanjutan dan yang mendorong Yunani, Irlandia dan Portugal ke dalam dana talangan internasional.
Harga minyak mentah berjangka telah melonjak dalam beberapa hari terakhir, mencapai tertinggi dua bulan pada Kamis, karena para pedagang khawatir atas meningkatnya ketegangan di kawasan kaya minyak mentah Timur Tengah akan menghambat pasokan.
Pada Jumat "bearish stars" sejajar, ujar Smith. "Oleh karena itu, euro menunjukkan kelemahan, selera risiko berkurang, dan minyak tertekan aksi jual."
Rich Ilczyszyn di iiTrader mengatakan, pasar istirahat sejenak, tetapi ketegangan atas dugaan program nuklir produsen minyak Iran terus berkembang. "Apa yang Anda lihat adalah aksi ambil untung sebelum akhir pekan," katanya.