REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT---Menteri urusan Sosial Lebanon Wael Abu Faour, Jumat (20/7), mengatakan Lebanon tak mampu lagi memenuhi kebutuhan pengungsi Suriah, demikian laporan stasiun MTV.
Di dalam wawancara dengan saluran TV tersebut, Abu Faour mengatakan jumlah warga negara Suriah yang memasuki Lebanon dalam beberapa hari belakangan rata-rata 20 ribu orang, kata Komite Tinggi Pengungsi.
Sebelumnya, Badan Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan terdapat 26.900 pengungsi dari Suriah yang terdaftar di Lebanon, sekalipun menurut perkiraan para pegiat jumlah sesungguhnya jauh lebih banyak.
Abu Faour mengatakan upaya medis mendesak dilakukan, sesuai permintaah Perdana Menteri Najib Makati. Namun "Komite Tinggi Pengungsi kekurangan dana. Pihak penunjang dana hari ini adalah beberapa perhimpunan lokal, kotapraja, dan lembaga internasional", ia menambahkan.
"Saya telah menerima telepon dari kedutaan besar dan lembaga internasional yang menyampaikan kesediaan untuk memberi dukungan sehubungan dengan ini, asalkan Lebanon meminta bantuan", kata Abu Faour.
Jumat sore (20/7), bentrokan meletus lagi di permukiman Mazzeh, Damaskus, antara militer pemerintah dan petempur oposisi yang bersenjata, kata beberapa saksi mata.
Bentrokan tersebut adalah bagian dari pertempuran selama lima hari di Ibu Kota Suriah, Damaskus, dalam apa yang tampak sebagai pertarungan hidup-mati di antara kedua pihak dalam konflik itu.
Bentrokan di Mazzeh terjadi di Perkebunan Razi, daerah perkebunan luas dan daerah miskin yang membentang sampai pinggiran daerah bergolak Daraya serta Kabupaten Kafr Souseh. Daraya dan Kafr Souseh adalah tempat bentrokan yang masih berkecamuk.