REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), Ekmeleddin Ihsanoglu mengatakan, pihaknya sedang melakukan kontak dengan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk upaya mengakhiri kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
"Kekerasan terhadap Muslim Myanmar harus segera dihentikan. Untuk itu OKI bekerja sama dengan ASEAN bagi misi tersebut," kata Ihsanoglo seusai bertemu dengan Presiden Mesir, Mohamed Moursi, di Kairo, Sabtu.
Menurut Sekjen OKI, situasi dan kondisi warga Muslimin di salah satu negara anggota ASEAN itu sedang menghadapi ketidakadilan dari warga mayoritas setempat. ASEAN beranggotakan 10 negara terdiri atas Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar.
"ASEAN hendaknya melakukan aksi nyata menekan pemerintah Myanmar sebagai salah satu negara anggotanya untuk segera mengakhiri kekerasan itu," katanya.
Disebutkan, OKI sebelumnya telah mengirim delegasi ke Myanmar untuk upaya penyelesaian konflik etnis tersebut. Sekjen OKI menyerukan negara-negara Islam untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Muslim Myanmar.
"OKI sedang memobilisasi bantuan kemanusiaan kepada Muslim Myanmar, dan diharapkan negara-negara anggota dapat memberi bantuan serupa," katanya.
Pertemuan Sekjen OKI dan Kepala Negara Mesir itu merupakan pertama kali sejak Moursi terpilih sebagai presiden dalam pemilu bulan lalu. Dalam pertemuan itu, Ihsanoglu juga menyampaikan selamat kepada Presiden Moursi, kata Juru Bicara Presiden Mesir, Yasser Ali.
Menurut dia, kedua pemimpin dalam pertemuan itu membahas beberapa masalah internasional, regional Arab termasuk krisis Suriah.