Ahad 22 Jul 2012 05:42 WIB

Kamp Pengungsi di Pantai Gading Diserang, PBB Mengecam

Pantai Gading
Foto: .
Pantai Gading

REPUBLIKA.CO.ID,  ABIDJAN --  Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Sabtu mengecam serangan terhadap satu kamp pengungsi di Pantai Gading yang menurutnya menewaskan tujuh orang dan 13 lainnya cedera.

Wakil khusus Sekjen PBB di negara itu, Bert Koenders, mengecam tindakan kejahatan ini yang dinilai sebagai satu pelanggaran terang-terangan hak kemanusiaan internasional. Ia berjanji akan memperkuat misinya di daerah itu.

Akan tetapi, ia tidak menjelaskan kenapa kontingen baret biru PBB yang bertanggung jawab melindungi kamp itu tidak dapat mencegah pembunuhan itu.

Penyerangan itu terjadi setelah laporan-laporan empat orang tewas dalam satu serangan Kamis malam di distrik Kokoma, Duekoue yang dihuni sebagian besar warga Malinke.

Sumber-sumber lokal meggatakan para pemuda dari Kokoma kemudian menyerang kamp yang menampung para pengungsi di Naimbly pinggiran kota itu, yang dihuni terutama warga Guere.

"Mereka datang ke kamp itu terlebih dulu merusak pintu masuk, membakar kamp itu," kata satu sumber keamanan.

Mereka yang berada di kamp itu melarikan diri di sana dalam krisis paca-pemilihan akibat penolakan mantan presiden Laurent Gbagbo mengakuai kekalahannya pada pemimpin sekarang Alassane Ouattara.

Beberapa sumber mengatakan para pemuda itu didampingi tentara dan pendukung tradisonal yang bertugas sebagai pembantu tentara.

Misi PBB di Pantai Gading bertugas menjaga kamp Niambly tetapi seorang anggota staf badan PBB urusan pegungsi UNHCR dan seornag wartawan mengatakan misi itu dibuat tidak berdaya oleh massa dan "jauh lebih kecil."

"Saya tidak dapat mengerti apa yang terjadi pada PBB yang tidak dapat mengatasi massa yang berusaha melakukan pembakaran," kata Cyprien Abouret, seorang pastor di misi Katolik Roma di Duekoue.

Koenders menyeru pihak berwenang nasional dan lokal untuk melakukan usaha-usaha lebih luas menjamim keamanan di daerah itu, dan menambahkan misi PBB akan "segera mengingkatkan kehadirannya di lokasi itu,"

Akibat konflik yang lama sampai pada ketegangan etnik menyangkut sengketa-sengketa tanah, bagan barat dari Pantai Gading tetap bagian yang paling tidak stabil dari negara itu lebih dari setahun setelah berakhirnya krisis pasca-pemilihan Desember 2010 sampai April 2011 yang menewaskan sekitar 3.000 orang termasuk ratusan orang di Duekoue.

Beberapa desa selatan Duekoue awal Juni diserang. Desa itu terletak dekat dengan perbatasan dengan Liberia. Lebih dari 20 orang tewas termasuk tujuh tentara PBB dari Niger yang bertugas dalam misi PBB di Pantai Gading.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement