REPUBLIKA.CO.ID, Norwegia bersiap mengenang 77 korban pembantaian massal terburuk dalam acara Ahad (22/7), di tengah perdebatan mengenai masuknya orang-orang Gipsi di sana.
Komitmen Norwegia untuk menghadapi fobia terhadap orang asing dengan tenggang rasa diuji pada peringatan satu tahun serangan bom dan senapan oleh seorang warga yang berhaluan ekstrem kanan. Mengalir masuknya orang-orang Gipsi dari Eropa Timur ke Norwegia dihadapi dengan sikap bermusuhan di sana.
Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg mengatakan ia merasa terganggu dengan perdebatan belakangan ini mengenai sekumpulan kecil gubuk-gubuk darurat yang didirikan orang-orang Gipsi di Oslo dan kota-kota Norwegia lainnya.
Sentimen anti-Gipsi itu masih lebih baik dibandingkan dengan di berbagai tempat lain di Eropa. Banyak orang Gipsi mengatakan mereka diperlakukan lebih baik di Norwegia daripada di negara asal mereka, di antaranya Romania dan Bulgaria.
Tetapi diskusi itu berlangsung pada saat yang tidak tepat bagi Norwegia karena negara ini sedang bersiap-siap mengenang 77 korban pembantaian massal terburuk pada masa damai dalam acara Ahad.