REPUBLIKA.CO.ID, OHIO -- Profesor Hukum dari Universitas Ohio, Amerika Serikat (AS), John B Quigley berpendapat salah satu penyebab utama terjadinya kasus penembakan saat premier film Batman di Colorado, AS adalah mudahnya mendapatkan senjata di negeri Paman Sam itu.
Prof Quigley mengatakan, satu masalah dalam peristiwa tragis adalah 'ketersedian senjata' di AS. Beberapa senjata berbahaya seperti yang dipakai pelaku, umumnya dijual secara legal. Menurutnya meski ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk membeli senjata, nyatanya syarat tersebut tidak terlalu ketat.
Ia mengatakan, kemungkinan besar pelaku secara hukum memiliki akses kuat untuk mendapatkan senjata. Itulah sebabnya ia dengan mudah memiliki dan menjalankan rencananya untuk melakukan pembunuhan massal semacam itu.
Laporan mengatakan, tersangka penembakan di Colorado tersebut James Holmes membeli sekitar 6000 amunisi dan empat senjata secara online di toko-toko lokal. Hal tersebut dilakukannya beberapa minggu menjelang peristiwa tragis yang merenggut belasan nyawa, di sebuah bioskop di wilayah Denver.
Dalam konfrensi pers Kepala Kepolisian Aurora Dan Oates, mengatakan, semua senjata dan amunisi yang dimiliki pelaku memang dibeli secara legal.
Sekitar 71 orang ditembak di dalam bioskop di pinggiran kota Denver, Jumat (20/7) malam lalu. Pelaku melakukan penembakan saat bioskop tengah memutar film terbaru Batman berjudul The Dark Night Rises.
Sebanyak 12 orang dinyatakan tewas, sementara 59 orang baik dewasa maupun anak-anak terluka akibat insiden tersebut, tiga orang diantaranya adalah warga negara Indonesia (WNI).