REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Badai hujan terhebat dalam enam puluh tahun terakhir melanda Beijing menewaskan setidaknya 10 orang, membanjiri jalan-jalan dan menyebabkan 80.000 orang tertahan di bandara utama ibu kota itu, kata media pemerintah Ahad (22/7).
Badai yang dimulai Sabtu petang dan berlanjut sampai malam, membanjiri jalan-jalan penting Beijing. Di daerah pinggiran Tongzhou Beijing dua orang tewas akibat kena timpa atap dan sorang lainnya meninggal akibat dihantam petir,kata kantor berita resmi Xinhua.
Para korban tewas lainnya disebabkan sengatan listrik dari kabei tiang listrik yang tumbang dan tenggelam, tambahnya tanpa merinci lebih jauh.
Lebih dari 500 penerbangan dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, kata surat kabar Beijing News. Akan tetapi operasi kereta api bawah tanah sebagian besar tidak terkena dampak banjir itu.
Kota itu menerima curah hujan rata-rata sekitar 170mm melalui satu kota di Distrik Fangshan sampai ke barat Beijing dilanda hujan 460 mm, kata Xinhua.
Pemerintah kota Beijing di lamannya (www,beijing.gov.cn) mengatakan pihaknya telah berusaha agar kota metropolitan itu kembali normal, tetapi mengatakan penduduk agar bersiap-siap menghadapi cuaca buruk.
"Para ahli cuaca mengatakan bahwa mulai dari akhir Juli sampai awal September kota ini rawan banjir, dan akan ada lagi badai berskala luas atau cuaca ekstrim," katanya.
"Telah diramalkan sebelumnya bahwa Beijing akan dilanda hujan lebat, jadi mengapa pompa-pompa dan fasilitas-fasilitas lainnya tidak disiapkan pada waktunya," kata seorang pengguna jejaring sosial itu kepada Reuters.