REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Mantan menteri keuangan Pranab Mukherjee terpilih menjadi presiden India, kemarin, setelah suara anggota parlemen pusat dan negara bagian dihitung dalam pemilihan untuk jabatan tersebut. Beberapa pengamat percaya bahwa Mukherjee, tokoh kawakan dari partai berkuasa Kongres, dapat mengambil pendekatan lebih giat dari pendahulunya.
Kantor berita PTI mengumumkan, Mukherjee (76 tahun) sebagai pemenang setelah ia mengumpulkan lebih dari separuh dari jumlah suara dewan pemilihan dalam penghitungan pada Ahad (22/7). Ia dengan mudah mengalahkan pesaingan tunggalnya, PA Sangma (64 tahun), mantan ketua majelis rendah, yang didukung partai lawan utama Bharatiya Janata (BJP).
Presiden India, yang tinggal di istana berkamar 340 di New Delhi itu dipilih oleh anggota dari kedua kamar parlemen dan majelis negara bagian. Menurut konstitusinya, perdana menteri menyandang sebagian besar kekuasaan eksekutif, tapi presiden dapat memainkan peran membimbing dalam pembentukan pemerintah.
Pemilihan umum berikutnya, yang dijadwalkan digelar pada 2014, diperkirakan ketat, mengarah ke masa dagang sapi rumit antara sejumlah partai negara dan daerah, yang berusaha membentuk pemerintah gabungan. "Saat pergolakan itulah Mukherjee sebagai presiden akan dapat mengarahkan negara ini. Ia penyelesai masalah," kata Sanjay Kumar, pengamat di Pusat Kajian Masyarakat Berkembang India.
Mukherjee, aktivis yang dikenal atas keterampilan berundingnya, juga dapat mencoba menggunakan jabatan presiden itu untuk mendorong kesepakatan di belakang layar antara pihak bersengketa di parlemen. Sengketa itu yang membuat kebuntuan di parlemen pada masa sidang lalu.