REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat, Ahad (22/7) menyatakan akan "menuntut pertanggungjawaban" setiap pejabat Suriah yang terlibat dalam pelepasan atau penggunaan senjata-senjata kimia di negara itu.
Beberapa waktu terakhir telah berkembang kekhawatiran di sejumlah negara Barat setelah muncul laporan yang menyebutkan Presiden Suriah Bashar al-Assad kemungkinan menyiapkan penggunaan senjata kimia demi menyelamatkan rezimnya.
"AS secara aktif berkonsultasi dengan tetangga-tetangga Suriah dan sahabat-sahabat kami di komunitas internasional untuk menegaskan keprihatinan kami tentang keamanan dari persenjataan ini dan menjadi kewajiban pemerintah Suriah untuk mengamankan persenjataan itu," kata Juru bicara Gedung Putih James Carney.
"Ada bermacam cara untuk meminta pertanggungjawaban sebuah pemerintahan atau individu terkait dengan keputusannya untuk menggunakan senjata kimia," kata Carney. "Saya tidak ingin berspekulasi tentang langkah tertentu apa yang akan diambil."
Duta besar Suriah yang membelot ke Irak, Nawaf Fares, mengatakan dalam satu wawancara dengan BBC pada 16 Juli bahwa dia "yakin" Assad akan menggunakan senjata kimianya jika terkepung.
Komentar Fares didukung oleh anggota dari kelompok pemberontak, Tentara Pembebasan Suriah. Intelijen di kawasan itu , menurut sebuah laporan awal bulan ini di The Wall Street Journal, menyebutkan bahwa senjata kimia sedang disiapkan sekalipun alasannya masih belum jelas.