REPUBLIKA.CO.ID, MIRANSHAH -- Serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sedikitnya 10 militan di kawasan suku Pakistan baratlaut, Senin, kata sejumlah pejabat keamanan.
Rudal-rudal dari pesawat itu menghantam sebuah kompleks bangunan militan di Shawal di daerah suku Waziristan Utara di perbatasan dengan Afghanistan.
"Pesawat-pesawat tak berawak AS menembakkan enam rudal ke sebuah kompleks bangunan militan. Jumlah kematian dalam serangan pesawat tak berawak itu telah mencapai 10 dan dua orang cedera," kata seorang pejabat keamanan kepada AFP.
"Mayat korban hangus terbakar," tambahnya.
Beberapa pejabat intelijen setempat mengkonfirmasi serangan itu dan jumlah korban.
"Belum jelas apakah ada militan penting yang tewas dalam serangan itu. Kami masih berusaha memastikan identitas mereka," kata pejabat itu.
Bangunan yang diserang itu teletak di desa Dray Nashtar, sekitar 65 kilometer sebelah barat Miranshah, kota utama di Waziristan Utara.
Penduduk setempat mengatakan, militan menutup daerah sekitar bangunan yang diserang itu dan mengangkut mayat dan korban yang terluka.
"Api berkobar di bangunan itu setelah sekitar empat hingga enam rudal menghantamnya," kata seorang anggota suku setempat kepada AFP.
Dalam serangan pesawat tak berawak pada awal Juli, enam militan tewas dan sembilan orang lagi tewas dalam serangan pada 6 Juli.
Serangan pesawat tak berawak menewaskan 15 militan di Waziristan Utara pada 4 Juni. Korban yang tewas mencakup tokoh senior Al Qaida Abu Yahya al-Libi, kata beberapa pejabat AS.
Lebih dari sepuluh serangan pesawat tak berawak dilaporkan di Pakistan sejak 23 Mei dan serangan pada 4 Juni merupakan yang paling mematikan sejak 18 Taliban Pakistan tewas pada 16 November 2011.
Waziristan Utara, yang terletak di kawasan suku semi otonomi di Pakistan, adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.
Serangan-serangan pesawat tak berawak AS merupakan penghalang utama bagi perbaikan hubungan antara Pakistan dan AS, yang memburuk tahun lalu karena operasi komando AS yang menewaskan Osama bin Laden di dalam wilayah Pakistan dan serangan udara NATO di dekat perbatasan dengan Afghanistan yang menewaskan 24 prajurit Pakistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.