Rabu 25 Jul 2012 03:17 WIB

AS-Cina Lakukan Pertemuan Dua Hari Bahas HAM

Aktivis HAM Cina, Chen Guangcheng
Foto: telegraph.co.uk
Aktivis HAM Cina, Chen Guangcheng

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan Cina, di Washington, Senin (23/7), melalukan pertemuan mengenai hak-hak asasi manusia (HAM). Pertemuan yang digelar dua hari itu membahas sejumlah isu yang akan diangkat oleh AS, termasuk kasus Tibet dan pembelot Cina, Chen Guangcheng.

Pertemuan itu tahunan itu dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Michael Posner dan pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Cina. "Kami menilai ini sebagai bagian integral dari seluruh upaya yang kami lakukan untuk mencoba membangun sebuah kemitraan yang kuar dan kerja sama di segala bidang dengan Cina," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland, seperti dilansir AFP, Selasa (24/7).

"Kami akan selalu, baik di tingkat kepresidenan, tingkat kementerian, atau di tingkat kelompok kerja, membahas tidak hanya kasus-kasus individu namun juga keprihatinan kami mengenai penegakan hukum, keadilan bagi semua orang, persamaan hak dan Tibet," sambungnya.

Kasus Chen dan laporan penganiayaan terhadap keluarganya juga akan menjadi satu dari sejumlah topik yang dibahas, katanya. Chen divonis penjara lebih dari empat tahun pada 2006 setelah mengungkap penyelewengan dalam pelaksanaan kebijakan satu anak di Cina dan kemudian ditempatkan dalam tahanan rumah di desa Shandong pascabebas dari penjara pada September 2010.

Aktivis berusia 40 tahun itu kabur dari tahanan rumah pada April tepat ketika Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengunjungi negara komunis itu. Suatu peristiwa yang memicu ketegangan diplomatik.

Chen akhirnya diizinkan untuk pergi ke New York bersama istri dan dua anaknya yang tiba di kota tersebut pada 19 Mei, tetapi telah menuduh para pejabat di Cina mempersulit kehidupan sejumlah anggota keluarganya yang tinggal di Cina. "Kami selalu membahas situasi ini, mengenai anggota keluarganya dan para pendukungnya serta menyeru penanganan yang tepat dan bukannya pembalasan," kata Nuland.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement