REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Suriah masih menguasai penuh senjata kimianya, kata pejabat tinggi pertahanan Israel pada Selasa.
Menteri luar negeri Israel secara terpisah memperingatkan bahwa negara Yahudi itu akan bertindak tegas jika Suriah menyerahkan senjata kimia atau hayati apa pun kepada Hizbullah, musuhnya.
"Kekhawatirannya, tentu saja, penguasa itu akan goyah dan kendali juga akan goyah," kata pejabat pertahanan Amos Gilad kepada Radio Israel.
Tapi, ia menambahkan, "Pada saat ini, seluruh senjata tak biasa berada di bawah kendali penuh penguasa tersebut."
Ucapan itu dikeluarkannya tak lama sesudah pemberontak Suriah menuduh Assad memindahkan beberapa senjata kimianya ke daerah perbatasan, sehari setelah Damaskus memperingatkan akan menggunakannya jika diserang pihak asing.
"Kami juga mengungkapkan bahwa Assad mengalihkan beberapa senjata dan peralatan untuk mencampur unsur kimia ke bandar udara di perbatasan," kata pernyataan pemberontak.
Gilad menepis laporan itu sebagai bermakna.
"Menurut keterangan kami, Hizbullah belum menerima senjata kimia apa pun dari Suriah dan belum ada peralihan senjata kimia ke kelompok 'teror', seperti, Alqaidah," katanya.
"Warga Israel dapat tetap tenang, tidak perlu mengubah cara hidup atau menjadi histeris," katanya.
Negara Barat dan Israel mengkhawatirkan senjata kimia bisa jatuh ke tangan kelompok keras saat kewenangan Presiden Suriah Bashar Assad terkikis.
Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menyatakan Israel akan mempertimbangkan tindakan tentara untuk memastikan senjata itu tidak mencapai Hizbullah, sekutu gerilya Assad di Libanon. Israel menyatakan Hizbullah memiliki sekitar 70.000 roket di gudang persenjataannya.
Tapi, Israel tampak mengeraskan sikap mengenai senjata tak lazim mencapai Hizbullah ketika Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman pada temu pers di Brussels pada Selasa menyatakan tindakan tegas akan diambil terhadap langkah tersebut.
"Saat melihat Suriah mengalihkan senjata kimia dan hayati kepada Hizbullah adalah garis merah bagi kami. Dari sudut pandang kami, itu adalah jelas pemicu. Kami akan bertindak tegas dan tanpa ragu atau menahan diri," kata Lieberman.
Pada Senin, Suriah mengakui untuk pertama kali memiliki senjata kimia dan hayati serta mengatakan dapat menggunakannya jika negara asing ikut campur dalam pemberontakan 16 bulan terhadap Assad itu.