REPUBLIKA.CO.ID, Mantan Pasukan Komando Khusus Inggris (SAS) dilaporkan melatih kelompok oposisi bersenjata untuk melawan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal itu dilaporkan media-media di Inggris.
The Daily Mail dan Sunday Express telah mengungkapkan bahwa tentara bayaran telah mendirikan kamp-kamp pelatihan di Irak dan di perbatasan Suriah untuk pemberontak bersenjata.
Sumber tentara Inggris, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan para militan menerima instruksi dalam taktik militer, penanganan senjata dan sistem komunikasi.
Grup dari 50 militan pada suatu waktu dilatih dua perusahaan keamanan swasta yang berbasis Timur Tengah yang mempekerjakan mantan personil SAS.
Lebih dari 300 pasukan pemberontak telah menyelesaikan program pelatihan komando, dan dikatakan telah menjadi sejumlah unit oposisi melawan pasukan keamanan Suriah di Damaskus. Inggris juga telah menempatkan lebih dari 600 pasukan siaga atas kerusuhan di Suriah.
Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague mengatakan London harus bertindak di luar Dewan Keamanan PBB dan meningkatkan dukungan untuk kelompok-kelompok militan di Suriah.
Suriah telah menjadi ajang kekerasan oleh kelompok bersenjata sejak Maret 2011. Damaskus menyalahkan "penjahat, sabotase, dan kelompok teroris bersenjata" untuk kerusuhan, menyatakan bahwa itu semua diatur dari luar negeri.