Rabu 25 Jul 2012 12:43 WIB

Israel Sebut Hizbullah Sebagai Teroris, Ini Sikap Uni Eropa

Rep: Gita Amanda/ Red: Heri Ruslan
Hizbullah - ilustrasi
Hizbullah - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Uni Eropa menolak permintaan Israel untuk memasukkan Hizbullah ke dalam kelompok teroris. Menurut Uni Eropa tak ada konsensus yang menempatkan Hizbullah dalam daftar organisasi teroris.

Selasa (24/7) lalu, Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman meminta Uni Eropa untuk mem-blacklist Hizbullah dan memasukannya dalam daftar organisasi teroris.

Hal tersebut menyusul insiden pemboman mematikan di Bulgaria Pekan lalu. Israel menuding Hizbullah berada dibalik aksi pemboman yang menewaskan lima warga Israel tersebut.

Namun, Uni Eropa menolak permintaan Israel tersebut. Menurut Menteri luar Negeri Siprus, yang saat ini memegang kepresidenan bergilir Uni Eropa, Erato Kazakou Marcoullis, tak ada kesepakatan bulat soal itu. Sehingga Uni Eropa tak bisa begitu saja memasukkan Hizbullah dalam daftar hitam kelompok teroris.

"Tak ada konsensus untuk menempatkan Hizbullah dalam daftar organisasi teroris," kata dia saat jumpa pers dengan wartawan.

Keputusan Uni Eropa untuk memasukkan Hizbullah dalam daftar hitam kelompok teroris tak bisa hanya dari satu negara. Ke-27 anggota Uni Eropa lain juga harus sepakat bahwa Hizbullah layak masuk dalam daftar organisasi teroris.

Dalam jumpa pers yang sama Lieberman terus mendesak Uni Eropa untuk menempatkan Hizbullah dalam daftar teroris di Eropa.

"Ini akan memberikan sinyal tepat kepada masyarakat Internasional dan rakyat Israel," ujar Lieberman.

Namun, Kozakou Marcoullis mengatakan, Hizbullah adalah sebuah organisasi yang terdiri dari partai atau sayap politik bersenjata dan aktif dalam politik di Libanon. Ia menambahkan, Uni Eropa akan segera mempertimbangkan jika Hizbullah terbukti terlibat aksi teror.

"Dengan mempertimbangkan hal ini dan aspek lainnya, maka tak ada konsensus untuk menempatkan Hizbullah dalam daftar organisasi teroris," kata dia.

Lieberman mengatakan, Israel akan terus mengumpulkan bukti dari serangan Bulgaria. Setelah terkumpul ia akan menyerahkannya sebagai bukti pada Uni Eropa.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yigal Palmor menambahkan, selama bertahun-tahun Israel telah memberikan pada Eropa informasi mengenai keterlibatan Hizbullah dalam serangan teror. Namun menurutnya, beberapa negara tertentu di Eropa dengan alasan politik memilih untuk tak menambahkan Hizbullah dalam daftar teroris.

Israel mengatakan, ancaman besar untuk negara Yahudi tersebut adalah konflik Suriah akan meruntuhkan pemerintahan Damaskus. Setelahnya stok senjata kimia dan rudal Suriah akan jatuh ke tangan Hizbullah

sumber : al-arabiya.net
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement