REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Rabu (25/7), mendesak negara besar dunia agar melakukan tindakan guna menghentikan kerusuhan di Suriah.
Sekjen PBB tengah melakukan kunjungan ke Bosnia Herzegovina.
Ban memberi penghormatan di pusat peringatan di Srebrenica, tempat sebanyak 8.000 anak-anak dan pria Muslim Bosnia tewas selama perang saudara 1990-an.
"PBB tidak mengemban tanggung jawabnya. Masyarakat internasional gagal dalam mencegah pemusnahan suku yang merebak. Terlalu banyak pria dan anak-anak menemui ajal di Srebrenica --secara kejam, padahal itu tak perlu," katanya.
"Itu sebabnya, di sini di jantung Bosnia Herzegovina, yang mulai sembuh, saya menyeru dunia: jangan menunda. Bersatu lah. Bertindak. Bertindak sekarang untuk menghentikan pembantaian di Suriah," kata Ban .
Sekretaris Jenderal PBB tersebut menyesalkan kegagalan PBB untuk melakukan tindakan yang layak, dan malah menyeru semua pihak agar bertindak mengenai Suriah.
Anggota Dewan Keamanan PBB saling menyalahkan atas kerusuhan yang meningkat di Suriah, Rabu, dan negara Barat berjanji akan mengupayakan jalan ke luar bagi konflik 16-bulan di luar badan dunia itu, sementara Rusia memperingatkan mengenai "kemungkinan konsekuensi bencana" dengan pendekatan semacam itu.
Rusia, sekutu Suriah, dan Cina telah berulangkali menghalangi upaya dukungan Barat di Dewan Keamanan untuk meningkatkan tekanan atas Presiden Suriah Bashar al-Assad guna mengakhiri kerusuhan yang dipicu oleh "penindasan pemerintah atas pemrotes pro-demokrasi".
Dewan Keamanan membahas masalah Timur Tengah, Rabu. Sementara itu Rusia dan China berhadapan dengan timpalan mereka sesama pemegang hak veto di Dewan Keamanan --Amerika Serikat, Inggris dan Prancis-- sehingga dewan 15-anggota tersebut menghadapi kebuntuan dan Washington menyatakan akan mencari cara menanggulangi krisis di Suriah di luar badan dunia itu.