Kamis 26 Jul 2012 15:45 WIB

Israel: Ekonomi Palestina akan Hancur

Bendera Palestina
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Anggota Two-State Solution Caucus di Knesset mendengar presentasi dari OneVoice Israel dengan memperingatkan bahwa Otoritas Palestina berada di ambang kehancuran ekonomi. "Perpaduan yang berbahaya ini meningkatkan peluang perubahan dalam kepemimpinan Palestina saat tidak adanya kepemimpinan yang lebih ideal untuk perdamaian," kata Baskin. "Semakin banyak warga Israel dan Palestina yang kehilangan keyakinan bahwa masih ada solusi yang memungkinkan bagi kedua negara, yang menciptakan kepentingan bagi langkah politik yang positif untuk kedua belah pihak," tambahnya.

Pertumbuhan perekonomian di Palestina mengalami penurunan tajam sejauh ini pada tahun 2012, menurun dari 9 persen selama kwartal pertama tahun lalu hingga 5,4 persen tahun ini, berdasarkan laporan dari data Kementerian Keuangan Palestina, petugas keamanan Palestina tingkat tinggi, dan World Bank. Otoritas Palestina mengakumulasi hutang nasional sebesar 1,5 miliar dolar, selain itu utang sebesar 1,2 miliar dolar kepada bank swasta lokal.

Dengan pembatasan ekspor di Palestina dan sebagian dari ketidakpastian anggaran Otoritas pada pengalihan pendapatan pajak yang dikumpulkan Israel - meskipun dibatasi oleh hukum - bagi mereka, pemerintah Palestina telah berupaya keras membayar 153.000 pekerja sektor publik, antara lain 30.000 petugas keamanan.

Laporan ini juga mencatat ketidakmampuan Otoritas Palestina untuk mencari bantuan dari International Monetary Fund (IMF) karena kurangnya status negara yang diakui secara internasional. Anggota Two-State Solution Caucus Knesset yang hadir, mewakili Kadima, Labor, Meretz dan Hadash, menemukan berbagai fakta yang membuka mata dan menekankan kepentingan untuk kembali ke negosiasi.

 

"Krisis keuangan parah Otoritas Palestina dan dampak yang diumumkan dalam diskusi ini pasti membuat orang merasa tidak tenang," ungkap MK Yoel Hasson (Kadima). "Perdana Menteri harus menghentikan kebijakan untuk tidak bertindak pada status quo politik, yang tidak melayani kepentingan Israel."

Ke-35 anggota Two-State Solution Caucus, yang dibentuk dan diciptakan oleh OneVoice Israel dan MK Hasson, memastikan solusi dua negara masih menjadi prioritas utama dalam agenda pemerintah Israel dan menjaga tekanan untuk mengakhiri konflik.

OneVoice adalah gerakan masyarakat kelas bawah internasional yang bertujuan memperkuat suara warga biasa di Israel dan Palestina, dengan memberdayakan mereka untuk menuntut solusi dua negara. 

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement