Kamis 26 Jul 2012 20:53 WIB

Presiden SBY: Diplomasi takkan Hentikan Kekerasan di Suriah

Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Rumgapres/H Abror Rizki
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, diplomasi politik untuk mengakhiri kekerasan di Suriah hanya akan menemui kegagalan.

Untuk itu, Presiden saat memberikan pengantar rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (26/7), kembali mengungkapkan perlunya tindakan segera penghentian kekerasan Suriah dengan pembentukan pasukan PBB untuk menciptakan perdamaian.

"Saya mengatakan, ini tidak mungkin kalau hanya mengandalkan diplomasi, solusi politik yang dijalankan Kofi Anan. Meski itu penting, meski enam rencana Kofi Anan itu benar, tapi kenyataannya tidak jalan," katanya.

Presiden menambahkan, dirinya mendukung seruan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Mon di Bosnia, guna mengambil tindakan sekarang juga untuk menghentikan kekerasan di Suriah. Menurut Presiden, untuk mengatasi pertumpahan darah di Suriah, sudah seharusnya PBB segera membentuk pasukan untuk menciptakan perdamaian (Peace Making Forces).

Pasukan tersebut berada di bawah PBB dengan melibatkan lima negara anggota tetap DK PBB, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Cina dan Inggris. Penciptaan perdamaian tersebut nantinya tidak ditujukan untuk mengganti rezim atau mendukung rezim Bashar al Assad, namun untuk meraih perdamaian di Suriah.

Presiden mengatakan, dirinya telah mengusulkan hal itu kepada Ban Ki Moon beberap hari lalu melaui telepon. "Sudah saya sampaikan beberapa hari lalu, sebagai salah satu 'world leader' (pemimpin dunia), saya sudah menelpon Ban Ki-moon, saran-saran bagaimanaa bisa menghakhiri 'blood-shed' (pertumpahan darah) yang semakin meluas," kata Presiden.

Presiden menambahkan dirinya juga telah menyampaikan usulannya tersebut melalui berbagi saluran informasi. "Saya juga sudah mengeluarkan 'statement' resmi, sudah menulis artikel di sebuah koran internasional untuk kiranya bisa menggerakan semua pihak untuk tidak membiarkan, tapi 'take action together' (bergerak bersama), bagaimana 'to stop killing human tragedy' (tragedi pembunuhan), 'civil war' (perang saudara) yang sekarang terjadi di Suriah," kata Presiden. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement